iklan MENDARAT: Pesawat Aviastar saat mendarat di bandara Bungo, Sabtu lalu.
MENDARAT: Pesawat Aviastar saat mendarat di bandara Bungo, Sabtu lalu.
MUARA BUNGO, Pergolakan yang sempat terjadi antara pihak maskapai Aviastar dengan PT Mitra Bungo Abadi (MBA) sehingga menyebabkan penerbangan pesawat pada Sabtu (11/5) dari Bungo ke Jakarta sempat tertunda, akhirnya menemui jalan terang. PT MBA sebagai pencarter pesawat, dan maskapai Aviastar sepakat melanjutkan kerjasama.

Hal ini diungkapkan oleh bupati Bungo, melalui Asisten II Bidang Ekonomi Setda Bungo, S. Budi Hartono. Katanya, pembicaraan kedua belah pihak berjalan lancar. Karena hal-hal yang bersifat prinsip relatif mencapai titik temu antara kedua belah pihak.


Diakuinya, Pemkab Bungo juga mengajukan permintaan khusus dalam negosiasi itu. Poin penting yang diminta Pemkab Bungo adalah penurunan harga tiket. Tujuannya agar lebih terjangkau dibeli oleh masyarakat Bungo dan dari daerah sekitarnya.


Jika harga tiket tersebut turun, dirinya mengaku optimis penumpang akan lebih banyak dari biasanya. Untuk diketahui, saat ini harga tiket termurah untuk penerbangan Bungo-Jakarta sebesar Rp 762.000.


“Karena tidak semua orang merasa mudah mengeluarkan uang sebanyak itu,” katanya.

Menurutnya, saat ini harga terendah tikety belum cukup banyak dijual. Karenanya pihak pemkab mengkhawatirkan penumpang memilih berangkat dari Jambi. Apalagi banyak maskapai di Jambi yang sering menggelontorkan paket promo dengan menekan harga tiket serendah mungkin.

Terpisah, Kadishub Kominfo Bungo, Syahriruddin mengaku sulit untuk bicara menyebut nilai ideal tiket pesawat penerbangan Bungo–Jakarta. Namun pihaknya mengatakan berharap harga yang ada saat ini sedikit diturunkan.


Alasannya adalah supaya masyarakat tidak terlalu terbebani. Karena jika harga terlalu tinggi, maka penumpang cenderung turun. Artinya tidak hanya masyarakat yang rugi, maskapai juga dipastikan rugi.


Diakuinya pada Maret lalu tingkat isian penumpang sangat menggembirakan. Dimana dari izin pengisian penumpang 80 orang, seringkali terisi sampai 90 persen. Namun untuk kondisi April dan Mei, Syahriruddin mengaku belum mengetahui pasti detailnya.

Taufik, manajer PT MBA, ketika dikonfirmasi tidak menjawab panggilan via telepon yang biasa digunankannya. Hal yang sama juga termasuk pihak Aviastar.

Sebelumnya, Sabtu (11/5), terjadi kisruh di Bandara Muara Bungo. PT MBA mengaku diputus kontraknya secara sepihak oleh Aviastar. Namun dana security deposit mereka belum dikembalikan.


Karena itu, Sabtu siang, pihak PT MBA berniat menahan pesawat Aviastar yang di Bandara Muara Bungo. Namun hal itu urung dilakukan setelah Bupati Bungo, Sudirman Zaini turun langsung menengahi kedua belah pihak.(sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images