KERINCI, Untuk meningkatkan produksi Kopi di Kerinci tahun 2013 ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Kerinci bakal menanam 165 ribu batang bibit kopi. Dari 165 ribu bibit kopi, 90 ribu bibit merupakan kopi arabika untuk ditanam di 318 hektar (ha) lahan. Smentara, 75 ribu batang bibit Kopi lainnya merupakan jenis Robusta dan ditanam di lahan seluas 6.780 ha.
Kasi Bina Produksi Perkebunan, Dishutbun Kerinci, Nadirman, mengatakan, pihaknya terkendala dengan area yang sempit. Selain itu juga tradisi masyarakat petani di Kerinci yang menanam tanaman perkebunan dalam jangka panjang.
Dikatakannya, program ini bisa terwujud, apabila lahan yang ada di Kerinci, terutama area perkebunan cassiavera atau kayu manis diganti dengan tanaman kopi. “Ini merupakan salah satu target kita, namun karena sempitnya area kita berharap masyarakat bisa mengganti tanaman kayu manis dengan tanaman kopi,” ujarnya.
Disisi lain dia menyebutkan kualitas kopi arabika lebih baik daripada kopi robusta. Hal ini terlihat dari harganya, yakni kopi arabika mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu/kg, sementara, kopi Robusta hanya berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu/kg.
Dikatakannya, kopi Arabika cocok ditanam di dataran tinggi, sementara kopi Robusta cocok pada dataran rendah. Pengalaman pihaknya selama ini, banyak masyarakat yang meminta bibit kopi Arabika, walaupun memiliki lahan pada dataran rendah, sementara Arabika cocoknya pada dataran tinggi.
Hal ini tentu berdampak kepada pertumbuhan dan hasil dari kopi yang ada di Kerinci. Sehingga, selama ini banyak kebun kopi masyarakat Kerinci yang seolah-olah dipaksakan dan tidak sesuai dengan lokasi serta kultur tanah yang ada di Kerinci.
Penyaluran 165 ribu batang bibit kopi ditargetkankan Desember 2013 sudah bisa ditanam dan dibagikan kepada masyarakat. "Bagi masyarakat petani yang menginginkan bibit ini bisa mengajukan melalui kelompok tani kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kerinci serta harus memiliki luas area tanam yang cukup," pungkasnya. (sumber: jambi ekspres)
Kasi Bina Produksi Perkebunan, Dishutbun Kerinci, Nadirman, mengatakan, pihaknya terkendala dengan area yang sempit. Selain itu juga tradisi masyarakat petani di Kerinci yang menanam tanaman perkebunan dalam jangka panjang.
Dikatakannya, program ini bisa terwujud, apabila lahan yang ada di Kerinci, terutama area perkebunan cassiavera atau kayu manis diganti dengan tanaman kopi. “Ini merupakan salah satu target kita, namun karena sempitnya area kita berharap masyarakat bisa mengganti tanaman kayu manis dengan tanaman kopi,” ujarnya.
Disisi lain dia menyebutkan kualitas kopi arabika lebih baik daripada kopi robusta. Hal ini terlihat dari harganya, yakni kopi arabika mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu/kg, sementara, kopi Robusta hanya berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu/kg.
Dikatakannya, kopi Arabika cocok ditanam di dataran tinggi, sementara kopi Robusta cocok pada dataran rendah. Pengalaman pihaknya selama ini, banyak masyarakat yang meminta bibit kopi Arabika, walaupun memiliki lahan pada dataran rendah, sementara Arabika cocoknya pada dataran tinggi.
Hal ini tentu berdampak kepada pertumbuhan dan hasil dari kopi yang ada di Kerinci. Sehingga, selama ini banyak kebun kopi masyarakat Kerinci yang seolah-olah dipaksakan dan tidak sesuai dengan lokasi serta kultur tanah yang ada di Kerinci.
Penyaluran 165 ribu batang bibit kopi ditargetkankan Desember 2013 sudah bisa ditanam dan dibagikan kepada masyarakat. "Bagi masyarakat petani yang menginginkan bibit ini bisa mengajukan melalui kelompok tani kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kerinci serta harus memiliki luas area tanam yang cukup," pungkasnya. (sumber: jambi ekspres)