iklan ISI KEKOSONGAN: Mengisi kekosongan kegiatan belajar mengajar, siswa SMA 6
dan SMA 7 Merangin mengisi dengan berolaharaga dan melakukan kegiatan 
ekstrakulikuler lainnya.
ISI KEKOSONGAN: Mengisi kekosongan kegiatan belajar mengajar, siswa SMA 6 dan SMA 7 Merangin mengisi dengan berolaharaga dan melakukan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.
MERANGIN, Ancaman mogok mengajar oleh ribuan guru sertifikasi yang disampaikan pada aksi di Disdik Merangin dan kantor DPRD, Kamis (16/5) lalu, terbukti. Kemarin, Jumat (17/5) beberapa sekolah di Kota Bangko, Proses Belajar Mengajar (KBM) terlaksana.

Mogok mengajar yang dilakukan guru sertifikasi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas ketidakjelasan tuntutan mereka tentang tunjungan sertifikasi guru pada tahun 2012 selama 4 bulan yang belum dibayarkan hingga sekarang.


Putusnya KBM terjadi dihampri semua sekolah. Diantaranya di SMA 6 dan SMA 7. Untuk mengisi kekosongan siswa menggantinya dengan berolaharaga dan melakukan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.


Ketua FGM, Entrismen, mengatakan sebenarnya hati nurani MEREKA menolak kegiatan mogok mengajar. Tapi demi perjuangan harga diri guru-guru di Merangin, kegian ini tetap dilaksankan hingga ada keputusan dari Disdik Merangin. ‘’Tidak ada guru maupun siswa yang meliburkan diri. Bahkan untuk mengisi kekosongan waktu disekolah, siswa diarahkan untuk mengikuti latihan kesenian,’’ katanya


Di SMAN 1 Merangin, proses KBM juga tidak dilaksankan seperti biasanya. Namun karena berpapasan dengan pihak Disdik yang berkunjung ke SMA, Waka Kesiswaan SMA 1 Merangin, Partono,  hanya bisa memberi komentar akan melaksanakan musyawarah terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan untuk mogok mengajar. Kenyataannya, di SMA ini siswa tidak mengikuti KBM dan menggantinya dengan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.


Sementara Waka Kesiswaan SMAN 7 Merangin, Khairil, mengatakan di sekolah yang terletak di kawasan Talang Kawo itu tetap menginstruksikan tidak ada guru yang mengajar. Hal itu sebagai komitmen anggota FGM terhadap keputusan saat demonstrasi hari kamis lalu. ‘’Kami memang tidak melaksanakan kegiatan mengajar, sesuai dengan janji kemarin,” kata Khairil.


Hal yang berbeda tampak di SMPN 43 Merangin. Di sekolah ini tidak terlihat adanya aksi mogok mengajar. Menurut salah satu guru, kegiatan mogok mengajar ini tidak seharusnya dilaksnakan. Dirinya mengaku sangat mengetahui proses pembayaran tunjungan sertifikasi, bahkan menurutnya bukan saja di Merangin tapi hal juga terjadi di kabupaten lain. ‘’Hal ini bukanlah kesalahan Disdik melainkan hal itu sudah menjadi permsalahan nasional. Dan dirinya menegaskan bahwa SMPN 43 tidak akan melakukan mogok mengajar,’’ tegas salah satu guru.


Sementara itu, salah satu siswa SMA yang saat ditemui menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan para guru yang mogok mengajar. Menurut mereka dengan keputusan itu maka yang dikorbankan adalah mereka sendiri. ‘’Mulanya kami senang dengan aksi mogok mengajar itu, karena otomatis waktu bermain kami lebih lama dan bisa bebas ke luar. Tapi baru satu jam kami nongkrong disini rasanya rugi juga,” katanya.


Akibat mogok mengajar yang dilakukan guru-guru sertifikasi di Merangin, sekitar pukul 10.00 Wib di Kota Bangko terlihat ramai siswa SMA dan SMP yang bekeliaran karena tidak adanya proses KBM di sekolah. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images