iklan BISNIS PETI MATI: Showroom usaha peti mati Surtiwi Pandawa di bilangan Tehok Kota Jambi.
BISNIS PETI MATI: Showroom usaha peti mati Surtiwi Pandawa di bilangan Tehok Kota Jambi.
Usaha peti mati dapat dikatakan salah satu usaha yang tak banyak ditemui. Bahkan untuk wilayah Jambi sendirj, hanya ada 1 pelayanan rumah duka yang memajang peti mati dengan berbagai motif yakni Surtiwi Pandawa Abadi yang teletak di bilangan Thehok Jambi.

-------------------------------------------

SELAIN memiliki tingkat kesulitan yang lumayan dalam hal pengerjaan, usaha ini juga dapat terbilang jarang dipilih oleh para pengusaha. Namun siapa sangka, usaha ini memiliki omset ratusan juta rupiah pertahunnya.

Didi Cahyadi yang merupakan salah satu generasi penerus usaha peti mati milik orang tuanya ini mengaku ikut turun dalam usaha ini karena ingin terus mengembangkan usaha milik sang ayah.  Lelaki kelahiran 24 Agustus 1982 ini memang memiliki jiwa berwira usaha seperti ayahnya. Meskipun sempat bekerja di beberapa hotel dan café ternama, namun akhirnya lelaki ini memilih untuk kembali kedunia bisnis untuk meneruskan usaha sang ayah yakni mengurus usaha keluarga produksi peti mati.


Ditemui di showroom pelayanan kedukaan Surtiwi Pandawa Abadi, lelaki berjenggot ini mengatakan bahwa usaha yang telah dirintis oleh H. Nurhadi Umar dan Surtiwi sejak tahun 1980 ini dikelolanya bersama adiknya, Eman.


Meskipun usaha ini dapat dikatakan tak memiliki kepastian konsumennya, namun dengan tekun usaha ini masih dijalankan hingga sekarang.


“Kita ga tahu kapan akan ada orang meninggal. Dan ga mungkin juga kita mendoakan orang supaya meninggal. Tapi yang pasti kita memberikan kemudahan dengan menyediakan berbagai jeis peti mati untuk segala ukuran,” paparnya.


Stok yang disediakan memang terbilang cukup banyak.  Ada sekita 400 stok peti mati dari berbagai bahan juga ukuran. Untuk harganyapun tentu memiliki variasi. Mulai dari harga Rp 1 juta ingga Rp 1,5 miliar (M) disediakan oleh mereka.


“Untuk harga memang kami sesuaikan dengan tinggat kesulitan pembuatan dan juga bahan kayu yang digunakan,” paparnya.


Dapat dikatakan omset yang diraup oleh tempat penyedia peti mati ini lumayan. Layanan rumah duka yang beroperasi selama 24 jam ini  untuk omset pertahunnya dapat mencapai hingga 150 juta rupiah.


Pusat pelayanan kedukaan inipun sudah semakin dikenal oleh masyarakat. Sebut saja hampis semua rumah sakit, bandara, yayasan rumah duka sudah menjalin kerja sama dengan mereka.


Memang untuk pengerjaan petinya sendiri dari mulai pembuatan hingga finishing dapatmembutuhkan waktu 1 minggu. Maka dari itu, Surtiwi pandawa selalu memiliki stok ready untuk segala ukuran.


“Untuk sebagian memang pengerjaannya di jepara, tapi kebanyakan kita kerjakan disini dengan bahan yang dikirim dari sana (jepara, red),” ungkapnya. (*)

Penulis :
YUNITA SARI, S


Berita Terkait