iklan Danau Kerinci Jambi
Danau Kerinci Jambi
Konon menurut cerita Danau Kerinci tidak seperti sekarang ini. Asal muasalnya adalah dari sebuah danau yang sangat besar sehingga diberi nama Danau Gedang. Pada waktu itu Lembah Kerinci belum ada, karena masih tertutup oleh permukaan Danau Gedang tersebut. Ada satu kisah yang menceritakan terjadinya Danau dan Lembah Kerinci sehingga mejadi seperti sekarang ini.

Kisahnya berawal dari dua orang kakak beradik yang tinggal di sebuah rumah di kaki Gunung Kerinci. Mereka yatim piatu, sang kakak bernama Calungga sedang adiknya bernama Calupat. Sang kakak berwatak pemberang, kasar dan berani. Sedangkan adiknya berwatak halus serta cerdas. Sifat itu dipengaruhi oleh sepasang mustika yang diwariskan oleh orangtua mereka. Calungga mendapat batu merah sedang Calupat mendapat batu putih. Batu merah akan membuat pemiliknya menjadi pemberani dan memiliki kesaktian luar biasa, sementara batu putih membawa keberuntungan dan kejayaan bagi pemiliknya.

Pada suatu hari ketika sedang berburu di hutan, Calunga menemukan sebuah telur yang sangat besar, sebesar kelapa dangan kulit yang putih berkilau.  Karena tertarik Calungga membawa telur tersebut pulang. Calupat juga merasa heran pada telur yang dibawa kakaknya, Calupat mengusulkan untuk menyimpan telur itu selama tiga hari sambil ia minta petunjuk pada Dewa. Tetapi sewaktu Calupat sedang memancing, telur tersebut direbus oleh Calungga yang sudah tidak tahan ingin merasakan telur itu. Kemudian telur itu dimakan Calungga sampai habis, dan tertidur kekenyangan.
--batas--
Ketika adiknya pulang, Calungga terbangun dengan rasa haus yang luar biasa sehingga diminumnya semua air yang ada dirumah. Tetapi rasa haus itu tidak hilang meski badanya sudah gembung oleh air. Calungga lalu pergi ke sungai dan minum sepuasnya sehingga tubuhnya makin menggelembung dan memanjang. Keesokan harinya Calupat pergi ke sungai dan mendapati kakaknya sudah berubah wujud. Di badan Calungga muncul sisik-sisik sebesar nyiru dengan warna berkilauan. Saat itu Calungga masih terus minum air sehingga sungai disekitar Gunung Berapi banyak yang kering. Konon sungai-sungai itu sekarang disebut Sungai Kering.

Ketika melihat Calupat, Calungga segera menyuruh adiknya pergi jauh. Karena takut, Calupat pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan sedih harus bepisah dengan kakak yang disayanginya itu. Tak lama kemudian Calungga yang sudah berubah wujud menjadi seekor naga mengucapkan mantera-mantera. Seketika bumi bergetar, hujan badai turun dengan disertai guntur yang menggelegar. Air bah muncul dimana-mana sehingga menggenangi tempat Naga Calungga. Naga memutarkan badannya lalu berenang menuju Danau Gedang. Konon tempat naga mengisar dan memutar sekarang dikenal sebagai Danau Bento. Sedangkan sisik naga yang terkelupas berubah mejadi ikan yang bernama Simambang Bulan yang dianggap sebagai nenek moyang ikan Semah.
--batas--
Tiga musim berlalu, Calupat kembali ke Danau Gedang, di tepi Danau Gedang ia berdiri dan memanggil-manggil kakaknya. Seketika dari air muncul seekor naga yang tak lain adalah kakaknya.  Sambil menangis gembira Calupat menceritakan keinginannya untuk pergi ke tempat dimana banyak orang tinggal (suatu desa). Calungga mengabulkan keinginan adiknya, ia menggendong Calupat di punggungnya lalu berenang mengarungi danau hingga sampai ke sungai sempit tempat keluarnya air danau dan tidak cukup untuk badannya yang besar. Namun dengan kesaktian Naga Calungga menjebol sungai tersebut sambil terus berenang menuju hilir hingga tiba di sebuah negri di pinggir sungai. Di tempat itu Calupat kemudian menetap. Beberapa tahun kemudian karena kepandaian dan sifatnya yang baik ia menjadi pemimpin di negri tersebut. Naga Calungga sendiri setelah mengantarkan adiknya lalu menyelam ke dalam sungai dan pergi entah kemana.

Sementara itu karena saluran pelepasan jebol oleh Naga Calungga, air Danau Gedang melimpah sehingga permukaan danau surut dan terbentuklah dataran luas yang sekarang dikenal dengan Dataran Kerinci. Danau Gedang yang tersisa berubah nama menjadi Danau Kerinci, dan sungai tempat keluarnya naga Calungga adalah sungai yang dikenal sebagai Sungai Batang Merangin.(*)

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait