iklan AKSI: Bupati Muarojambi, berdialog dengan warga dari delapan desa di 
Kecamatan Sekernan yang sudah menginap lima hari di kantor buupati.
AKSI: Bupati Muarojambi, berdialog dengan warga dari delapan desa di Kecamatan Sekernan yang sudah menginap lima hari di kantor buupati.
SENGETI, Setelah 5 hari lebih menginap di kantor bupati Muarojambi, warga yang berasal dari 8 desa dalam Kecamatan Sekernan Muarojambi mulai terlihat tidak sabar, Senin pagi kemarin puluhan masyarakat ini memaksa masuk ke dalam kantor bupati untuk langsung menemui bupati. Namun langkah puluhan masyarakat ini dihadang anggota Polres. Akibatnya, terjadi dorong mendorong antar warga dan polisi. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba pintu kantor yang terbuat dari kaca setebal kira-kira 3 cm pecah berantakan. Polisi lalu memaksa warga untuk mundur.

Akhirnya bupati Muarojambi menemui warga dan mendengarkan keluhan warga, dihadapan Bupati warga meminta agar persoalan mereka dengan PT BBB segera diselsaikan, bukan hanya pintu kaca yang menjadi korban, toilet umum yang berada di pendopo juga dirusak masyarakat.


Bupati lalu mengundang perwakilan warga untuk mendengar tuntutan warga, Ronny Paslah, LSM perwakilan warga mendengar apa yang diinginkan warga. Setelah disepakati warga meminta agar PT BBB membayar lahan mereka yang katanya diserobot perusahaan. ''Permintaan ini akan saya sampaikan ke Bupati sekarang juga,'' tutur.


Warga kemudian kembali menemui Bupati, dalam pertemuan singkat, bupati membuat surat ke PT BBB mengenai tuntuan warga itu. ''Alternatifnya kami akan akomodir agar warga menjadi anggota KPA, kedua perusahaan diminta memberikan konpensasi ke warga. Surat itu akan saya tandatangani dan akan saya kirim ke perusahan. Saya juga berjanji akan langsung menemui pimpinan perusahan di Jakarta guna menyelesaikan permasalahan ini,’’ janjinya.


Bupati sempat meminta warga untuk meninggalkan kantor bupati, namun permintaan itu ditolak warga. ''Kami tidak akan meninggalkan tempat ini selama persoalan ini belum selesai,'' teriak warga.


Secara terpisah Kapolres Muarojambi, AKBP Ayi Supardan, mengatakan jika tidak ada aksi anarkis pada demo kemarin. ''Kaca yang pecah itu bukan dipecahkan warga tapi karena ketika itu terjadi dorong mendorong antar pendemo dan pasukan Dalmas pintu itu tiba-tiba pecah,'' katanya. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images