Hari ini si Rido sengaja menghidupkan alarm, supaya si doi nggak telat datang ke sekolah. Maklum, sebagai salah satu siswa baru dia nggak mau kena semprot sama senironya gara-gara datang telat. Apalagi nih, doi lagi menghadapi yang namanya Masa Orientasi Siswa. Sebelum pergi ke sekolah, doi udah dijejali dengan atribut yang bikin puyeng. Topi dengan daun-daunan, belum lagi rumbai-rumbai yang menjuntai di celananya, plus tong sampah yang disulap jadi tas. Meskipun begitu, doi malah semangat banget membuat dan memakai atribut itu. Solanya nih, atribut tersebut bakal doi pakek sekali dalam tiga tahun.
Ngomongin tentang MOS, ternyata 100% X-aholic udah ngadain MOS lho. Tentunya MOS yang dijalani berkesan banget ya, solanya nih 36,3% X-aholic merasakan hal tersebut. Namun 31,4% X-aholic sih merasa biasa aja. Sisanya, sebanyak 32,3% X-aholic merasa ribet gara-gara embel-embel yang disuruh.
Alasan pun beragam. Bagi yang menjawab berkesan, mereka punya alasan tersendiri. Soalnya mereka ketemu teman baru, seperti yang dibilang sama 41,3% X-aholic. Dan 23,1% X-aholic lainnya menjawab karena atributnya bisa nguji kekreativitas. Nah, bagi 35,6% X-aholic sisanya beralasan gara-gara ketemu Kakak senior yang super duper galak.
Alasan ini sama seperti yang dirasakan teman kita Liza Lazarumi, Siswi MAN MODEL Kota Jambi. “MOS di sekoalah ku seru banget, menegangkan, dan fantastis. Bikin berdebar gara-gara Kakak korlapnya (read:coordinator lapangan) super duper galak,” ceritanya kepada Xpresi.
Sebenarnya nih, buat apa sih MOS dilaksanain? Soalnya, MOS dijadikan sebagai ajang untuk melatih ketahanan mental, disiplin, dan mempererat tali persaudaraan. MOS juga sering dipakai sebagai sarana perkenalan siswa terhadap lingkungan baru di sekolah tersebut. Baik itu perkenalan dengan sesama siswa baru, kakak kelas, Guru hingga karyawan lainnya di sekolah itu. Tak terkecuali pengenalan berbagai macam kegiatan yang ada dan rutin dilaksanakan di lingkungan sekolah.(sumber: xpresi jambi ekspres)
