iklan <span>Ilustrasi migrasi burung. (Thinkstockphoto)</span>
Ilustrasi migrasi burung. (Thinkstockphoto)
Posisi Indonesia yang terbentang antara benua Australia dan Asia Daratan di sisi utara, memiliki nilai penting dalam migrasi burung.

Indonesia merupakan kawasan penting bagi tujuan migrasi burung-burung pantai dari belahan bumi utara. Salah satunya adalah Pantai Cemara yang berada di Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Kawasan pantai berpasir dengan luas 450 hektare ini merupakan habitat burung air dan daerah persinggahan burung pantai migran. Pantai Cemara ini terletak bersebelahan dengan Taman Nasional Berbak.

“Pantai Cemara Jambi akan diusulkan menjadi kawasan ekosistem esensial, wilayah penting di luar kawasan konservasi. Pengelolannya akan dilakukan secara kolaboratif bersama antara BKSDA, Pemda, Desa Cemara, dan Kecamatan,” demikian ujar Tri Siswo Rahardjo, Kepala BKSDA Jambi.

Pantai Cemara di Jambi merupakan salah satu lokasi migrasi penting dari burung-burung pantai dunia. Dari sekitar 26.000 ekor burung yang ada di Pantai Cemara, telah teridentifikasi empat jenis burung air, 27 jenis burung pantai, 30 jenis burung hutan, dan sebelas jenis burung laut.

Pantai Cemara dan propinsi Jambi sendiri masuk dalam jalur migrasi Asia Timur-Australia, yang meliputi kawasan luas yaitu Asia Timur, Papua, Australia, Selandia Baru, hingga pulau-pulau di lautan Pasifik. Untuk menandai jalur migrasi burung, setiap tahunnya sekitar 1.000 burung pantai migran berhasil diidentifikasi dan ditandai dengan cincin dan bendera warna oranye-hitam oleh para pengamat burung.

Mengapa burung bermigrasi?

Diansir dari Mongabay Indonesia, Minggu (7/7), migrasi burung adalah sebuah ritual tahunan yang menunjukkan kesimbangan fungsi ekologis di berbagai belahan dunia. Tidak kurang 50 miliar individu burung yang melakukan migrasi ini setiap tahunnya. Mereka melintas benua dengan jarak puluhan ribu kilometer untuk mencari makan atau untuk mendapatkan cuaca yang hangat untuk melanjutkan siklus perkembangbiakan.

Pada bulan Agustus hingga Maret, belahan bumi utara mengalami musim dingin yang menyebabkan kelimpahan makanan burung-burung tersebut berkurang, akibatnya burung-burung yang hidup di Rusia timur laut, Cina, Alaska, bermigrasi ke bumi belahan selatan untuk mencari udara yang lebih hangat dan makanan. burung,migrasi,sungaiIlustrasi migrasi burung. (Thinkstockphoto)

Jenis makanan dari kelompok burung-burung pantai adalah ikan, jenis-jenis kerang, kepiting, dan cacing. Umumnya burung pantai mencari makan di sekitar daerah pesisir pantai, juga di daerah persawahan, pertambakan dan hutan bakau.

Posisi Indonesia yang terbentang antara benua Australia dan Asia Daratan di sisi utara, memiliki nilai penting dalam migrasi burung yang terjadi setiap tahun. Untuk jenis-jenis burung tertentu seperti jenis raptor, Indonesia juga menjadi tujuan akhir bagi berbagai burung raptor untuk bermigrasi. Ribuan raptor bermigrasi mencari makan dari kawasan Asia Utara  menuju kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Ancaman terhadap keberadaan burung-burung pantai adalah cuaca buruk ketika mereka bermigrasi dan ancaman predator, secara khusus manusia. Persepsi yang salah bahwa musim migrasi burung adalah musim panen burung menyebabkan berbagai burung migrasi diburu. Ancaman terhadap kelestarian burung pantai pada akhirnya akan berakibat kepada terganggunya rantai ekologis yang pada akhirnya akan merugikan manusia.

Untuk menyosialisasikan akan pentingnya Pantai Cemara sekaligus mendukung usulan kawasan ini sebagai kawasan ekosistem penting bagi burung, BKSDA Jambi dan Wildlife Conservation Society-Indonesia Program telah menyusun sebuah buku panduan lapangan yang berjudul: Burung Pantai: Panduan Lapangan di Pantai Cemara Jambi.

Dengan adanya buku ini diharapkan akan membantu para pihak untuk melakukan pengawasan berkala, sehingga perlindungan Pantai Cemara akan semakin meningkat.

(Zika Zakiya. Sumber: Mongabay Indonesia)
nationalgeographic.coid

Berita Terkait



add images