iklan <span>Kerajaan Sriwijaya. ©blogspot.com</span>
Kerajaan Sriwijaya. ©blogspot.com
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengatakan masih akan menunggu hasil resmi penelitian arkeolog dari Universitas Indonesia atas Candi Muarojambi yang sebelumnya dinyatakan sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya.

"Saya belum bisa berkomentar banyak terkait Candi Muarojambi. Nanti jangan sampai ada tetangga yang merasa terpinggirkan, mengingat ini menyangkut wibawa masing masing provinsi," kata Gubernur Hasan Basri Agus di Jambi, di kutip dari pemberitaan Antara, Jumat (19/7).

Berdasarkan hasil penelitian arkeolog UI belum lama ini, di Candi Kedaton yang masuk pada komplek Candi Muarojambi, para peneliti dibantu sejumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia berhasil menemukan beberapa struktur bangunan candi yang menunjukkan tempat itu merupakan pusat pengajaran agama Buddha di Jambi, bahkan di kawasan Asia Tenggara.

Dari penelitian itu, diperkirakan juga lokasi tersebut merupakan satu di antara pusat pembelajaran agama Buddha selain di Kanton dan Nalanda. Gubernur Hasan Basri menyebutkan temuan tersebut menurut arkeolog UI berkesimpulan bahwa di Muarojambi sebelumnya merupakan ibu kota Kerajaan Sriwijaya.

"Sekali lagi, yang bilang itu pakar arkeologi dari UI fakultas Ilmu Budaya. Saat itu, kebetulan saya ikut mengecek kunjungan di lapangan untuk melihat kondisi lapangan. Ternyata memang apa yang diperkirakan dari hasil penelitian dan pengkajian di lapangan semuanya betul-betul mengarah ke sana," katanya.

Ternyata Muarojambi itu pusat betul seperti di arah timur bagian utara dalam ketentuan agama Budha ada sumur, ditemukan sumur di situ kemudian tahapan-tahapan di dinding-dinding itu semua ditemukan. Berdasarkan itulah arkeolog dari UI berkesimpulan bahwa ibu kota Sriwijaya di Muarojambi.

Pada penelitian yang dilakukan Juni 2013, para ahli arkeolog UI menemukan tembikar di beberapa struktur bangunan candi. Hasil kerajinan dari tanah liat tersebut berbeda di lokasi terluar candi berdasarkan eskavasi yang dilakukan para peneliti lebih kasar dibandingkan dengan yang ditemukan di lokasi dalam yang lebih halus bentuknya.

Terkait hal itu, Gubernur Hasan Basri Agus mengatakan masih akan menunggu hasil resmi atas penelitian itu dan belum akan membentuk tim atas hasil temuan dan juga kajian dari ahli arkeologi UI tersebut. "Kami akan lihat perkembangannya, di mana pasti akan terjadi polemik antara arkeolog, kita lihat nanti, kita sifatnya menunggu," ujarnya.

Ia mengatakan yang akan dilakukan oleh Pemprov Jambi adalah mendorong untuk Kawasan Candi Muarojambi sebagai satu di antara cagar budaya warisan dunia yang diakui oleh UNESCO. "Upaya agar diakui UNESCO akan terus diperjuangkan, semenjak kawasan Candi Muarojambi diresmikan oleh Bapak Presiden SBY ," tambah gubernur.

Candi Muarojambi diklaim sebagai salah satu komplek percandian terluas di Asia Tenggara. Situs ini mempunyai luas 12 kilometer persegi, panjang lebih dari tujuh kilometer serta kawasan seluas 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai Batanghari.

Candi ini berada di Kabupaten Muarojambi dan lokasinya tidak jauh dari Kota Jambi, di mana bisa ditempuh menggunakan kendaraan darat sekitar 30 menit perjalanan.

Di situs Candi Muarojambi, sedikitnya telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri dari tak kurang dari 39 kelompok candi. Bangunan candi tersebut adalah peninggalan Kerajaan Melayu hingga Kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan Melayu Budhis.

Diperkirakan candi-candi di lokasi situs sejarah candi Muaro jambi mulai dibangun sejak abad 4 M. Pusat kerajaan maritim besar ini sebelumnya diklaim berada di kawasan Palembang, Sumatera Selatan. Sementara Jambi hanya disebut sebagai pengembangan kota raja saja.

sumber : antarajambi.com

Berita Terkait



add images