iklan
KERINCI, Seekor anak harimau mati di Sungai Gelampeh, Kecamatan Gunung Kerinci Kamis (25/7) lalu. Anak harimau ini mati terjerat oleh jerat yang dibuat pemburu. Hal ini diungkapkan oleh Humas TNKS, Andre Ginson kepada sejumlah wartawan Rabu (31/7) kemarin.

Menurut Andre, sebenarnya sang pemburu itu memasang jerat untuk menangkap induk harimau. Namun yang terjerat malah anak harimau. Andre mengakui saat ini marak perburuan liar dikawasan TNKS. "Barang bukti jerat dan perangkap berupa tali dan kawat-kawat untuk menangkap satwa banyak kita ditemukan," ujarnya.

Sementara itu, soal masuknya gajah di wilayah perkebunan penduduk di Pungut Hilir, Andre mengatakan, jumlahnya hanya ada 5 ekor. Kawanan gajah itu juga merusak satu pondok warga. Namun, saat ini gajah tersebut telah diusir petugas TNKS. "Setelah mendapat informasi dari Kades Pungut Hilir langsung kita kirim petugas kita. Setelah petugas kita kesana, kita tidak ketemu lagi gajah, karena sudah masuk kawasan," katanya.

Disebutkannya, masuknya gajah ke kebun dan pemukiman penduduk ini dikarenakan habitatnya terganggu. Seperti perambahan, perburuan, pemasangan jerat dan pembukaan jalan didalam kawasan TNKS. "Gajah ini bergerombol, kalau keluar kawasan bisa sampai 30 ekor," ucapnya.

Untuk gajah yang masuk kepemukiman warga di Muara Emat, katanya, adalah dikarenakan sebelumnya, memang jalan di Muara Emat merupakan lintasan gajah. "Biasanya setiap bulan September gajah lewat situ. Kalau pernah melintasi di suatu jalan, maka gajah akan lewat disitu lagi beberapa bulan kemudian," ujarnya.

Untuk menghalau gajah di Muara Emat pihak TNKS membagikan petasan kepada masyarakat untuk menghalau gajah. "Sebelum September kita sudah sosialisasi di Muara Emat untuk bunyikan petasan, pentungan dan menghidupkan api untuk mengusir gajah," tandasnya.

Disebutkannya, semua satwa di TNKS liar, kalau masuk pemukiman warga, pasti akan mengganggu dan merusak rumah warga. "Hasil inventarisasi TNKS ada 90 ekor gajah dikawasan hutan TNKS. Untuk di Kerinci di blik III, Sipurak-Sihinjau-Batang Ule hanya 20 ekor," sebutnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images