Tingginya kebutuhan sembako jelang Idul Fitri sering dimanfaatkan sebagian orang menimbun barang dagangan kebutuhan masyarakat. Fenomena ini berdampak lonjakan harga dan laju inflasi perdagangan yang cukup tinggi. Masyarakat diminta waspada dan mampu mengatur pola konsumsi rumah tangga masing-masing.
Anggota DPRD Provinsi Jambi, Drs. AR Syahbandar mengatakan, antusias masyarakat berbelanja kerap dimanfaatkan sebagian pedagang untuk menimbun barang dan menaikkan harga jual.
“Karenanya perlu diwaspadai ulah menimbun barang untuk meraup keuntungan pribadi. Disini peran Pemerintah melalui Disperindag sangat dibutuhkan. Memantau pergerakan harga barang dan jasa,” ujar Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jambi ini.
Dicontohkan, saat ini beberapa harga barang telah melonjak tajam. Seperti ayam potong dari Rp 28 ribu per kg naik hingga Rp 36 ribu per kg. Bawang merah mencapai Rp 45 ribu dan cabai dijual Rp 45 ribu per kg. Meski harga melonjak tajam, masyarakat terbiasa memeriahkan bulan puasa dengan aneka hidangan hingga kebutuhan sandang dan papan. Karenanya diharapkan dapat mengatur pola konsumsi rumah tangga. Mengingat belum terjadi perubahan berarti pada pola dan struktur pendapatan masyarakat.
“Sudah lazim bahwa jelang hari besar keagamaan, terjadi lonjakan inflasi yang menyebabkan nilai tukar rupiah menurun terhadap harga barang dan jasa,” sambung Syahbandar.
Ketua Fraksi Gerakan Keadilan DPRD Provinsi Jambi ini menyarankan, pemerintah bergandengan tangan dengan swasta dan lembaga perekonomian mikro mampu melakukan stabilisasi harga. Salah satunya dengan menggelar pasar murah sembako. Terobosan ini dinilai sangat penting untuk meringankan beban masyarakat.
sumber: jambi ekspres