iklan
MERANGIN, Meningkatnya kebutuhan dan permintaan daging jelang lebaran, membuat para pedagang berusaha memenuhi permintaan konsumen. Dan tak jarang momen dimanfaatkan pedagang nakal, menjual daging yang tak layak dikonsumsi seperti daging glonggongan, ayam tiren hingga celeng daging non halal.        

Terkait hal tersebut Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Merangin menghimbau agar masyarakat mewaspadai daging tak layak edar dan mengenali ciri-ciri daging sehat dan layak dikonsumsi. ‘’Kalau dikota Bangko, belum ada kasus peredaran daging glonggongan, ayam tiren dan celeng. Namung masyarakat harus tetap waspada, terhadap hal tersebut apa lagi jelang lebaran,” Peltu Kepala Disnakkan Merangin, Suparmin.

Untuk mewaspadai hal itu, masyarakat harus mengenali ciri-ciri daging sehat dan mana ayam tiren, daging glonggongan dan celeng. Dan semuanya itu dapat dikenali atau dilihat kasat mata.

Ciri-ciri ayam tiren yakni dagingnya beraroma agak amis, dagingnya berwarna kepucatan dan acapkali terdapat bercak-bercak darah di bagian kepala ataupun leher ayam tersebut.

Sementara ciri daging ayam yang baik dan segar antara lain, dagingnya tidak bau, segar dan masih berwarna putih bersih. Selain itu tidak terdapat bercak-bercak darah di dagingnya.

‘’Selain ciri-ciri itu, pembeli pun harus mewaspadai daging ayam yang dijual lebih murah. Karena biasanya ayam tiren dijual lebih murah dibanding harga daging ayam segar agar cepat laku terjual. Dan masyarakat jangan cepat tergoda dengan hal itu,” terangnya.

Merangin dengan mayoritas beragama muslim, tuturnya, juga harus mewaspadai peredaran daging non halan atau daging babi (celeng). Ini bisa juga dikenali perbedaan daging sapi dengan babi, secara kasat mata, seperti warna, serat daging, tipe lemak, aroma dan textur. Dari segi warna sapi agak lebih segar dan kemerahan, sedangkan daging babi tampak pucat. Serat daging sapi tampak padat dan garis-garis seratnya terlihat jelas, sedangkan pada daging babi, serat-seratnya terlihat samar dan sangat renggang.

Dari segi tipe lemak, perbedaan terdapat pada tingkat keelastisannya. Daging babi memiliki tekstur lemak yang lebih elastis sementara lemak sapi lebih kaku dan berbentuk. Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibanding dengan daging babi yang lembek dan mudah diregangkan. Dari segi aroma, terdapat sedikit perbedaan antara keduanya. Daging babi memiliki aroma khas tersendiri, sementara aroma daging sapi adalah anyir seperti yang telah kita ketahui. ‘’Jika ciri-ciri diatas sudah dikenali, insyallah kita akan bisa membedakan daging sapi dan babi,” tuturnya.        

Sementara daging sapi glonggongan ciri-cirinya warna dagingnya agak pucat, banyak mengandung air (agak basah), harga daging agak dimurahin dibanding daging yang segar, biasanya cara penjualan daging glonggongan tidak digantung seperti daging yang segar tapi ditidurkan.

‘’Ini biasanya sapi digemukkan kebanyakan air, sehingga kalau dijual berat badanya jadi naik, otomatis waktu di potong dagingnya menjadi lebih berat dan berair sehingga menetes waktu di gantung di tempat penjualan daging. Dan masyarakat harus bisa mengenali ciri daging sehat, sehingga tidak ada kekuatiran terhadap daging yang akan dikonsumsi,” pungkas Suparmin.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images