iklan
Syukur kepada Tuhan, kota Jambi telah berhasil melaksanakan pemilihan umum  kepala daerah (pemilukada) yang memilih Walikota dan Wakil Walikota periode lima tahun mendatang (2013 – 2017) dengan tenang tanpa adanya sengketa yang dibawa sampai ke Mahkamah Konstitusi. Apabila tidak ada aral melintang, pelantikan walikota dan wakil walikota baru nanti akan dilaksanakan pada tanggal 4 November 2013 mendatang. Riak-riak kecil ekses dari demokrasi tentu saja ada walaupun akhirnya semua kandidat mengakui kemenangan pasangan Fasya dan Abdullah Sani.

Kemenangan dalam pemilukada dan menjadi seorang walikota bukanlah suatu hadiah besar yang dapat dirayakan dengan melakukan pesta pora. Ada suatu konsekwensi moral yang harus diemban dan ada janji kepada konstituen yang harus ditunaikan. Suatu pekerjaan berat ibaratkan meniti jembatan rapuh untuk menyeberangi sungai yang penuh dengan buaya. Di satu sisi ada janji kepada tim sukses dan janji kepada konstituen di sisi lainnya. Tim sukses pasti berharap akan mendapatkan imbalan baik berupa materi, kemudahan atau berupa jabatan yang tentunya lebih baik. Konstituen yang menjadi pemilih pasti juga berharap akan mendapat pemimpin yang dapat mengayomi dan tentu saja membangun kotanya menjadi lebih baik. Dua sisi mata uang yang mungkin bertolak belakang tetapi bukan mustahil untuk dapat meyatukannya, karena kunci utamanya adalah kompetensi dan koneksi.

Kompetensi merupakan unsur pertama yang sangat penting, merupakan kata dasar dari kompeten (competence) yang artinya mampu adalah kunci utama dalam pemilihan kabinet yang akan dibentuk untuk merealisasikan visi dan missi yang telah dijanjikan kepada warga kota ketika kampanye. Artinya walikota yang baru nanti dalam menyusun pembantu-pembantunya haruslah menempatkan orang-orang yang tepat dengan pendidikan dan pengalaman yang relevan tanpa memandang apakah dia (dulu) kawan atau lawan. Jangan takut mengangkat lawan politik yang kompeten karena pada dasarnya dalam politik tidak ada kawan yang abadi, tidak ada lawan yang abadi karena yang ada adalah kepentingan yang abadi.

Banyak sebab yang menjadikan sesorang bisa menjadi kawan atau lawan kita. Sebab tersebut kalau dipilah bisa jadi karena ambisi pribadi, tuntutan maupun keterpaksaan. Memang tidak mudah untuk mengetahui dimana posisi seseorang dalam hal tersebut. Tetapi, jangan pernah takut untuk memutuskan karena manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di esok hari. Artinya walikota yang baru harus mencari pembantu-pembantu yang benar benar kompeten di pendidikan dan bidangnya tanpa memandang kawan lawan apalagi unsur SARA.

Apabila walikota yang baru nanti sudah menetapkan kabinetnya yang benar-benar kompeten, beri mereka kesempatan berkreasi dengan luas jangan main cucuk cabut sesuai dengan kondisi hati pribadi apalagi dihubungkan dengan politik balas jasa karena menjadi tim sukses. Ketika mereka diberi kesempatan berkreasi dengan luas dan waktu yang cukup tanpa mengabaikan fungsi pengawasan, bisa diharapkan akan timbul suatu ketenangan dalam bekerja dan berkreasi di bidangnya untuk membuat hal-hal baik yang tentu saja bisa dikenang untuk anak cucu. Sebaliknya apabila terlalu banyak pengekangan dan sedikitnya waktu yang diberikan, bisa dipastikan akan timbul suatu niat buruk dalam jabatan yang diemban.

Sejarah telah mencatat, pemerintahan kolonial Belanda walaupun tidak banyak membangun tetapi bangunan-bangunan fisik yang dibuatnya telah bertahan sampai ratusan tahun karena mereka berprinsip akan menjajah Indonesia sampai waktu yang tidak ditentukan. Ini bisa kita lihat dari masih berfungsi dengan baik peninggalan Belanda mulai dari benteng,bangunan gedung, jalan, jembatan, rel kereta api dan lain-lain dan beberapa masih bisa dinikmati hingga saat ini. Sebaliknya berapa banyak jalan yang baru dibangun era setelah kemerdekaan 1945 yang rusak, jembatan yang runtuh bahkan ada yang rubuh sebelum diresmikan atau gedung publik yang rata diguncang gempa skala kecil dan lain-lain. Ini semua juga bisa terjadi karena mereka merasa akan berkuasa dalam waktu yang singkat sehingga memanfaatkan waktu yang tidak seberapa untuk mengembalikan investasi yang telah dikeluarkannya untuk menduduki jabatan.

Unsur kedua yang tidak kalah penting setelah kompetensi dalam memilih kabinet adalah koneksi yang berarti hubungan yang dapat memudahkan (melancarkan) segala urusan (kegiatan). Ini mengandung arti bahwa walikota baru nantinya dalam memilih kabinetnya bisa dipastikan berdasarkan koneksi yang tentunya untuk memudahkan (melancarkan) segala urusan (kegiatan) dalam melaksanakan visi dan misi nya seperti yang dijanjikan dalam kampanye. Adalah wajar seorang pemimpin mencari pembantu-pembantunya dengan orang yang diharapkan bisa bekerjasama tentunya dalam hal kebaikan.

Unsur ini (koneksi) bila Pak Walikota dan wakil yang baru kita, SY Fasha dan Abdullah Sani, bila tidak bijak menyikapinya akan sangat rentan dengan tudingan bahkan fitnah pihak lawan soal sensitif masalah korupsi – kolusi dan nepotisme (KKN). Diperlukan sifat kehati-hatian, kebijakan bahkan kenegarawanan untuk dapat merangkul semua golongan dalam melaksanakan misi suci membangun kota Jambi karena sama kita tahu bahwa SY Fasha sendiri adalah seorang pengusaha yang walaupun secara  teoritis mengerti birokrasi tetapi mungkin sangat awam dengan apa yang ada di dalamnya, begitu juga dengan wakilnya Abdullah Sani dengan latar belakang seorang dosen.

Dalam dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Semua ada ilmunya dan ilmu bukan hanya diperoleh dari bangku pendidikan formal, karena ilmu bisa didapat dari pengalaman dan belajar terus menerus sepanjang hayat. Artinya mempunyai kompetensi tetapi tidak mempunyai koneksi tidak akan menghasilkan sesuatu yang spektakuler dan hanya bisa dinikmati diri sendiri, juga punya koneksi untuk menduduki suatu jabatan tanpa mempunyai kompetensi juga hanya membuat bahan tertawaan, bahkan cacian atau makian. Tetapi apabila keduanya bergabung bersama, dan tentunya dengan ridho dan bantuan  Yang Maha Kuasa,

Selamat berjuang Bung Fasha dan Sani. Warga kota Jambi menanti karya terbaik seperti yang anda janjikan lewat kampanye. Selamat juga kepada Pak Bambang dan Sum Indra juga yang telah memimpin kota Jambi dan juga kandidat calon walikota dan wakil walikota yang lain yang telah dengan besar hati mampu menjaga keamanan dan ketentraman warga kota sehingga selama masa kampanye hingga pemilihan walikota dan wakil walikota yang baru dapat berlangsung damai, aman, nyaman dan tenteram.

(Penulis adalah wirausahawan, pengajar di Politeknik Jambi dan mahasiswa MM Unbari)

Berita Terkait



add images