iklan Suasana kawasan dermaga Danau Kerinci sehari sebelum lebaran. Para 
pedagang sibuk menyiapkan barak dan tenda sebagai tempat untuk berjualan
selama lebaran.
Suasana kawasan dermaga Danau Kerinci sehari sebelum lebaran. Para pedagang sibuk menyiapkan barak dan tenda sebagai tempat untuk berjualan selama lebaran.
Retribusi parkir kendaraan di lokasi objek-objek wisata di Kab Kerinci selama liburan lebaran 2013 ini boleh jadi memecahkan rekor sebagai retribusi parkir termahal di dunia. Di dermaga Danau Kerinci, misalnya, retribusi parkir kendaraan roda dua dipatok Rp 10.000 dan roda empat Rp 15.000.

Tragisnya, karcis parkir di Danau Kerinci ini tak berlaku umum untuk semua tempat parkir di kawasan itu, tetapi hanya untuk sekali parkir di satu tempat. Pasalnya, di tiap-tiap lokasi di seputaran dermaga danau ada sejumlah petugas parkir siap siaga minta retribusi parkir.

Kalau masuk ke kawasan danau dari arah Jujun, maka di jembatan pendek ada sejumlah petugas parkir yang memungut retribusi masuk Rp 20.000/orang, ditambah retribusi parkir Rp 10.000 untuk sepeda motor dan Rp 15.000 untuk mobil.  

Kalau pengunjung ingin masuk lagi ke kawasan dermaga pinggir danau atau tempat bisanya dilaksanakan Festival Danau Kerinci, maka dikenakan lagi retribusi masuk dengan nilai yang sama. Sehingga, seorang pengunjung mesti menyiapkan uang Rp 70.000, yaitu Rp 20.000 untuk parkir motor atau Rp 30.000 untuk parkir mobil, ditambah karcis masuk 40.000.

Padahal, besaran retribusi resmi masuk kawasan dermaga yang dipungut petugas sehari sebelum lebaran hanya Rp 4.000/orang. Itu sudah termasuk parkir dan kebersihan. ‘’Waktu lebaran ini saja tarifnya melonjak. Bisanya tidak bayar juga bisa masuk’’, kata beberapa pengunjung.

Kondisi yang sama juga terjadi di objek wisata lainnya. Di kawasan objek wisata Aroma Peco di perkebunan teh Kayu Aro, tiap pengunjung dikenakan karcis masuk Rp 25.000/orang, ditambah Rp 15.000 untuk parkir sepeda motor dan Rp 20.000 untuk mobil. Di pintu masuk kawasan Aroma Peco ini kendaraan selalu terjebak macet.

Beberapa pengunjung menuturkan, khusus selama liburan Lebaran, semua objek wisata yang ada di Kab Kerinci di kontrakkan pengelolaannya oleh Pemkab kepada pihak ketiga atau swasta. Sayangnya, tarif retribusi yang dipungutnya jauh di atas batas kewajaran. Sedangkan, bentuk hiburan dan pelayanan yang disuguhkan kepada pengunjung tak banyak dan tidak begitu menarik.(*)

Redaktur : Joni Yanto.

Berita Terkait



add images