Pasca lebaran ini, banyak warga pendatang yang masuk ke Jambi namun tak melaporkan kepada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Jambi. Menurut Obliyani, Kepala Dinas Dukcapil Kota Jambi, mereka bisa dikatakan pendatang illegal.
Hingga saat ini, hanya ada beberapa orang pendatang yang sudah melaporkan diri kepada pihaknya. Dia mengakui, jika banyak banyak pendatang illegal yang masuk ke Jambi. "Baru sedikit yang melapor di Agustus pasca lebaran ini. Yang masih ilegal mungkin lebih banyak,” katanya.
Dia menyebutkan, hingga saat ini, hanya ada 6 orang laki-laki dan 3 orang wanita yang melaporkan dirinya ke Dukcapil sebagai pendatang baru. Sementara yang meminta surat pengantar untuk pindah ke luar daerah yakni 6 orang laki-laki dan 8 orang wanita.
"Kalau dibandingkan berdasarkan laporan yang ada, bulan Juli banyak pertambahan dan penduduk yang pindah. Yaitu sebanyak 200 laki-laki dan 149 wanita untuk yang keluar Jambi. sementara yang datang, laki-laki sebanyak 149 orang dan perempuan 119 orang," jelasnya.
Dia menyebutkan, jika pasca lebaran ini, jumlah penduduk Jam dipastikan meningkat signifikan. "Jumlah penduduk kita 613.137 orang yang terekam di database,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penduduk tersebut, dia mengaku akan membuat surat himbauan kepada RT untuk melakukan pantauan penduduk yang datang. "Kita minta RT dan Lurah untuk memantau dengan teliti dengan memberikan dokumen surat keterangan pindah daerah. Itu (surat pindah daerah, red) harus ada, tidak boleh ada yang datang sebagai penyusup atau pendatang ilegal," tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) menyebutkan, dia hingga saat ini belum menerima laporan soal berapa jumlah peningkatan penduduk Kota Jambi pasca lebaran ini.
“Yang jelas ini tahun ajaran baru, pasti meningkat (jumlah penduduk, red). Selain itu imigran dari Kabupaten dan Kota lain juga pasti masuk,” ujarnya.
Apalagi, banyak pemudik yang tentunya membawa keluarga untuk ikut ke Kota Jambi dengan berbagai keperluan. Mulai dari mencari pekerjaan hingga untuk mengenyam pendidikan di Kota Jambi. “Keluarga tentunya ada yang datang untuk sekolah di Kota atau jadi pembantu rumah tangga,”ungkapnya.
Akan tetapi dirinya mengatakan, pertambahan penduduk di Jambi belum terlalu membahayakan pasca lebaran. “Mungkin untuk Jambi belum terlalu membahayakan dibanding Jakarta yang selalu jadi sorotan. Namun pasti bertambah,” pungkasnya.
sumber: jambi ekspres