iklan

(Memperingati Hari Pramuka 14 Agustus 2013)

Pemuda adalah tongkat estafet pembangunan bangsa dan negara yang memiliki peran vital dalam mengisi kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa ini. Akan tetapi seiring perjalanan bangsa yang dilintasi oleh globalisasi dan modernisasi di semua lini kehidupan, mengakibatkan pemuda Indonesia saat ini telah terperosok kepada jurang kehancuran (degradasi moral) dan telah tumbuh tunas radikalisasi terorisme.

Lihat saja data yang dirilis oleh Universitas Indonesia (UI) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2011 menyebutkan bahwa anak muda yang terlibat penyalahgunaan narkoba mencapai angka 3,8 juta jiwa. Bahkan pada periode 2013 Jumlah pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif di kalangan remaja cenderung meningkat. Bahaya kehilangan generasi produktif terbayang di depan mata.

Pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) diperkirakan sekitar 5 juta orang atau 2,8 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini lebih tinggi daripada jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur yang mencapai 4,6 juta jiwa. Pengguna remaja yang berusia 12-21 tahun ditaksir sekitar 14.000 orang dari jumlah remaja di Indonesia sekitar 70 juta orang.

Selain ancaman Narkoba, Rantai terorisme di Indonesia sudah menyentuh paparan ideologi terorisme anak-anak dan remaja. Wakil ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Ni'am Sholeh, menegaskan persemaian ideologi kekerasan atau terorisme umumnya tumbuh pada masa anak-anak dan remaja. Untuk itu, diperlukan program untuk menyelamatkan kalangan anak dan remaja dari paparan ideologi kekerasan.

Salah satu program penyelamatan generasi muda bangsa adalah melalui organisasi kepanduan (baca: Pramuka). Karena melalui aktifitas keorganisasian yang menyentuh level psikis dan bernilai positif sangat diperlukan guna membendung sifat radikal dan keterasingan diri yang membawa pada dampak negatif pengembangan psikologi dan tumbuh kembang anak kepada penyimpangan perilaku penggunaan narkoba dan perilaku negatif teroris.

Pramuka dan Kepanduan
Gerakan Pramuka (Praja Muda Karana) adalah organisasi kepemudaan yang berorientasi kepada pengabdian kepada Negara. Tujuan dari Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya untuk menjadi generasi muda Indonesia yang baik, berintegritas, bermoral dan berakhlak dalam aktivitas pembangunan.

Lord Robert Boden Powell, sang bapak pandu dunia mengandaikan kegiatan kepanduan ini sebagai sarana pendidikan melalui kegiatan yang menyenangkan. Tipologi menyenangkan ini tentu saja menarik simpati dan minat anak-anak. Sehingga kegiatan kepanduan ini cepat menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia, organisasi kepanduan ini sangat berperan penting dalam sejarah pergerakan nasional, baik pra maupun pasca kemerdekaan.

Ada beberapa argumen, mengapa kita harus mengapresiasi kebijakan wajib Pramuka ini. Pertama, Pramuka dikenal sebagai kegiatan yang menyenangkan. Menyanyi, bermain, tepuk tangan, tali temali, sandi-sandi, penjelajahan adalah beberapa bentuk dari kegiatan Pramuka yang berbasis fun, menyenagkan. Kegiatan yang kerap dilaksanakan di ruang terbuka ini mampu membawa pesertanya untuk menambah wawasan, mengekspresikan kebebasan terhadap alam berfikir sambil bermain dan menikmati masa anak-anak, remaja dengan wujud ilmiah. Sehingga kepenatan dalam psikologi anak-anak dapat terobati dan tersalurkan dalam kegiatan positif.

Kedua, Pramuka adalah salah satu media pendidikan yang berbasis pada pengoptimalan otak kanan siswa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa, proses pembelajaran di kelas lebih dominan pada pengembangan otak kiri (IQ:Intelektual Quotient), sementara pengembangan otak kanan (EQ:Emotional Quotient) seringkali mendapatkan porsi yang sangat sedikit. Pramuka adalah wahana pengembangan emosional otak kanan, di mana siswa dilatih untuk berinteraksi, berkomunikasi, kreatif, dan berafiliasi dengan teman-teman lainnya.
Melalui kegiatan Pramuka inilah kemampuan sosial siswa dibangun, sehingga mampu mewujudkan salah satu pilar pendidikan versi Unesco terjewantahkan untuk dengan visi life together, dengan damai dan harmonis.

Sebagaimana kita ketahui melalui analisa para kriminolog, bila para pecandu narkoba dan penyalahguna obat-obatan terlarang lainnya, terjadi dikarenakan adanya pelarian terhadap masalah psikis yang tidak disalurkan dalam bentuk yang positif dalam memcahkan masalah yang dihadapi dalam lingkungan pribadinya. Begitu juga dengan terorisme, semangat jihad yang salah ini terjadi karena hilangnya kesadaran bergama, minimnya rasa kasih sayang terhadap sesama, menganggap diri paling sempurna dan hebat dan sebagainya.

Hemat penulis kesemua sifat negatif yang menimbulkan pelanggaran hukum dalam bentuk penyalahgunaan narkoba, terorisme dapat diredam dengan semangat kepanduan sebagaimana tertuang dalam Dasa Dharma Pramuka yang sangat baik jika diterapkan oleh generasi muda bangsa Indonesia. Dasa Dharma Pramuka juga mengajarkan pesertanya dalam semangat toleransi, menghargai sesama bahkan menerapkan disiplin dalam menuntut ilmu guna membangunan semangat kemerdekaan.

Terlebih lagi sebagaimana tertuang dalam Inpres yang dikeluarkan oleh Presiden RI Nomor 12 Tahun 2011, tentang pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Pencegahan dan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tahun 2011-2015 . Dengan jelas menegaskan bahwa setiap elemen bangsa memiliki tanggung jawab bersama dalam rangka menyelamatkan generasi bangsa dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Oleh karena itu, Gerakan organisasi Kepanduan atas nama Pramuka ini, merupakan salah satu wujud usaha untuk menumbuhkan pikiran-pikiran positif pada generasi muda dengan berbagai kegiatan yang positif lagi bermanfaat bagi pembangunan bangsa.

Kami... pramuka Indonesia,.... manusia Pancasila... Satyaku Kudharmakan.. Dharmaku Kubaktikan.... Agar Jaya  ... Indonesia... Inodesia, tanah air ku.... Kami Jadi Pandu mu....  wassalam.


Suwardi, SE. Sy adalah Wakil Direktur Forum for Studies of Islamic Thought and Civilization. Wakil Direktur Yayasan Madani Insan Sejahtera (MADAS). Anggota PELANTA (20130729)

Berita Terkait



add images