iklan PENGGALIAN: Tim Arkeologi dari UI saat melakukan penggalian (ekskavasi) 
di desa tersebut. Enemuan situs bersejarah tersebut ditemukan di bawah 
pohon duren dan pohon duku.
PENGGALIAN: Tim Arkeologi dari UI saat melakukan penggalian (ekskavasi) di desa tersebut. Enemuan situs bersejarah tersebut ditemukan di bawah pohon duren dan pohon duku.
TIDAK ada yang istimewa dari Desa Dusun Tuo Sumay. Perkebunan karet dan kelapa sawit merupakan pekerjaan utama masayarakatnya. Desa ini mendadak ngetop  paska ditemukannya situs sejarah di desa tersebut

UNTUK mencapai desa Dusun Tuo Sumay, dibutuhkan waktu perjalanan lebih kurang 20 menit dari ibu Kabupaten Tebo, Muara Tebo. Pasalnya, jarak menuju ke desa tersebut sekitar 20 kilo meter (KM).

Desa yang luas 24 kilometer persegi ini ternyata menyimpan pelbagai peristiwa sejarah, hal tersebut diketahui setelah mendapatkan hasil temuan dari tim Arkeologi dari Universitas Indonesia (UI) beserta rombongan pada (23/8) lalu yang melakukan penggalian (ekskavasi) di desa tersebut. Alhasil dua titik situs sejarah  yang diduga situs percandian dan ditemukan juga tiga batu yang berbentuk relief. Yang lebih menarik penemuan situs bersejarah tersebut ditemukan dibawah pohon duren dan pohon duku.

‘‘Kami, masyarakat tidak menyangka ada situs sejarah yang ditemukan di desa kami, apalagi di bawah batang duku dan batang duren, semoga situs sejarah ini bermamfaat bagi desa kami, terutama menjadi tempat wisata bersejarah dari masyarakat luar,’‘ papar Rozali yang lokasi penemuan situs sejarah tersebut persis di samping rumahnya.

Rozali juga menambahkan bahwa dirinya senang ada situs sejarah disamping rumahnya.
‘‘Baru penemuan saja, masyarakat sudah mendapatkan keuntungan, pasalnya tim UI mengajak warga kami ikut menggali dan dibayar Rp 80 ribu perhari, kendati lokasi penemuan situs bersejarah tersebut hanya lebar 50 meter persegi, namun masyarakat sudah dapat keuntungan,’‘ ungkap Rozali.

Sementara itu Ketua Tim Arkeologi Dr Cecep Eka Permana S.S., M.Si yang melakukan ekskavasi dilokasi tersebut mengatakan, sebelumnya pada Jumat (23/8) mengatakan ada tiga buah batu  berbentuk relief ditemukan.

‘’Ketiga batu tersebut sudah diamankan, rencananya akan dibawa untuk diserahkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, sayang ditinggali, takut rusak. Makanya kita amankan,’’  katanya.

Setelah menemukan 3 batu berbentuk relief tersebut Dosen Fakultas Ilmu Budaya UI tersebut pada hari Sabtu (24/8) juga menemukan dua titik situs sejarah yang diduga situs percandian.
‘‘ Hasil sejarahnya belum bisa diketahui, saat ini situs sejarah tersebut tengah diteliti,’‘ papar Cecep.

Pada hari yang sama, Tim Arkeologi beserta rombongan juga mengunjungi Bukit Siguntang yang lokasinya tidak jauh dari titik penggalian situs candi, dan menemukan makan sejarah yang disinyalir adalah makam Datuk Janggut Panjang.

Penemuan situs sejarah di Kabupaten Tebo tersebut merupakan  khazanah sejarah yan tak ternilai harganya, karna dengan sejarah kita akan mengerti peristiwa kebudayaan masa lampau untuk memetik hikmah pada saat ini.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait