iklan
Tahun ini Bandara Halim Perdana Kusuma dipakai untuk bandara pemberangkatan jamaah haji menggantikan Soekarno Hatta. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta melakukan persiapan di landasan milik tentara Angkatan Udara itu.

Bandara yang berada di Jakarta Timur ini dipakai untuk memberangkatkan jamaah haji dari asrama haji Pondok Gede, Jakarta dan asrama haji Bekasi. Selain itu juga memberangkatkan jamaah haji dari Lampung. Hari ini Menteri Agama (Menag) dijadwalkan melepas pemberangkatan calon jamaah haji dari embarkasi DKI Jakarta. Sesuai jadwal penerbangan, pesawat yang mengangkut jamaah haji DKI Jakarta ini terbang sekitar pukul 10.00 WIB.

Direktur Pengendalaian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2-PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menuturkan, dirinya sudah melakukan pengecekan persiapan penerbangan haji di bandara Halim Perdana Kusuma. "Pembahasan persiapan teknis di lapangan, saya membahasnya bersama kepala KKP Soekarno Hatta," katanya kemarin.

Dia menuturkan termina bandara Halim Perdana Kusuma tidak seluas terminal khusus haji di bandara Soekarno Hatta. Kondisi ini yang menjadi tantangan tim kesehatan dan imigrasi yang mulai bertugas hari ini. Tjandra menuturkan bahwa konsekuensi tempat yang sempit itu akan berpengaruh pada pola pembagian Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji (K3JH).

Tjandra menuturkan kartu itu akan dibawa jamaah haji mulai kemarin. Kemudian kartu itu dilepas dari buku kesehatan untuk diisi data medis. "Akan diberikan pada saat jamaah kembali dari Arab Saudi, yang akan dilengkapi dengan informasi virus korona," kata dia. Tjandra berharap penggunaan bandara Halim Perdana Kusuma mulai hari ini bisa berlangsung tertib.

Tjandra mengatakan dirinya juga sudah mulai mengecek embarkasi lainnya. Dia mengatakan sejauh ini seluruh embarkasi pemberangkatan jamaah haji sudah siap. Dalam pengecekan di setiap embarkasi, Tjandra selalu mengamati informasi virus korona untuk jamaah haji. "Informasi ini penting untuk diketahui oleh calon jamaah haji," tandasnya.

Informasi terbaru Kemenkes Arab Saudi melaporkan ada tambahan empat kasus virus korona baru. Dua diantaranya meninggal dunia dan dua kasus lagi sedang dalam perawatan intensif.

Tjandra menegaskan untuk mengantisipasi kemungkinan infeksi virus korona, Kemenkes sudah melakukan sejumlah upaya. Diantaranya adalah sosialiasi kepada seluruh embarkasi, maskapai penerbangan, imigrasi, dan petugas bea cukai. Selain itu juga memastikan alat pemantau suhu tubuh (thermal scanner) berfungsi dengan baik saat nanti diperlukan. Selain itu selama asrama haji kosong sekitar 2 minggu, akan dilakukan mini table top simulation. Upaya ini untuk mencegah kondisi darurat saat kepulangan jamaa haji.

Sementara itu dari Jeddah dilaporkan, potensi jamaah haji resiko tinggi (risti) mencapai 70 persen. Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Arab Saudi Firdiansyah menuturkan, kondisi risti itu menyebabkan jamaah berpotensi terpapar atau terkena suatu persoalan penyakit. Dia menyebutkan jamaah haji risti karena usia lanjut memiliki komposisi 30 persen. Sisanya tergolong risti karena mengalami penyakit kronis bawaan dari tanah air.

Dia berharap jamaah haji jujur ketika saat menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis. "Sampaikan saja penyakit-penyakit apa saja yang sedang diderita," katanya. Dia menuturkan laporan dari jamaah itu penting sebagai pembanding tiga tahap pemeriksaan di tanah air. Sebelum terbang ke Arab Saudi, jamaah haji menjalani tiga tahap pemeriksaan mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakti daerah, dan di embarkasi (asrama haji).

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait