Calon Jemaah Haji (CJH) diminta untuk taat aturan selama menjalankan ibadah di tanah suci. Diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi, Mahbub Daryanto, dalam pelaksanaan teknis haji, ada sistem yang mengatur.
“Kami memiliki keyakinan penuh pada jemaah, dan percaya bahwa mereka datang untuk melakukan rukun Islam yang kelima dan bukan untuk tujuan lain,” ungkapnya.
Dia tak mengelak bahwa memang ada juga CJH yang tak mengikuti aturan selama melaksanakan ibadah di tanah suci. Sehingga, hal itu nantinya akan mempersulit CJH itu sendiri.
“Pemerintah arab saudi juga telah mengatur tata cara berhaji. Adat istiadat bangsa arab dan bangsa kita berbeda. Jadi, ini hal itu juga perlu dipahami untuk saling menjaga etika,” katanya.
Utamanya dalam hal berpakaian di tanah suci. Jangan sampai penampilan CJH anntinya mencolok dan melanggar etika di tanah suci. Dalam kesempatan itu Mahbub, menekankan, agar CJH memantapkan manasik hajinya. Manasik itu harus dimantapkan, jangan pikirkan dimana tempat menginap, bagaimana soal makan dan bagaimana seragamnya, karena itu semuanya telah diatur. Jemaah tinggal ibadah saja,” sambungnya.
Di tanah suci, sambungnya, akan ada petugas haji yang selalu mendampingi dan memberikan bimbingan bagi jamaah. “Memang beribadah yang utama itu di masjidil haram dan fadilahnya luar biasa. Akan tetapi kita harus terbuka jika memang kondisi tidak mengizinkan kenapa harus dipaksakan,” lanjutnya.
Menurutnya, selama ini memang ada CJH yang terlalu memaksakan diri walau kondisinya tak memungkinkan. “Tidak bisa dipungkiri memang fadilahnya luar biasa. Akan tetapi harus diingat jangan digempur. Sehingga pada saat proses haji selama lima hari pada tanggal 8 zulhijjah hingga 12 zulhijjah itu kondisi sudah tidak fit lagi. Padahal lima hari ini proses haji yang sesungguhnya,” tandasnya.
sumber: jambi ekspres