Pergaulan yang salah membawa Deni Firnando dan Katerin terjerumus sebagai seorang pecandu Narkoba. Namun, berkat bantuan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Jambi , Mereka akhirnya bisa dirujuk ke Makasar dan akhirnya pulih. Kini bisa menjalani kehidupan normal seperti sediakala
NANDO (sapaan akrab Deni Firnando, red), mulai mengenal narkoba saat berusia 16 tahun. Saat itu, dia menempuh pendidikan di salah satu pondok pesantrenn (Ponpes) di Depok Jawa Barat.
Kepada koran ini, secara gamblang ia mengakui, karena pergaulannya yang salah, membawa ia menjadi pecandu barang haram tersebut.
“Memang asaya salah pergaulan, ketika coba-coba barang seperti sabu, inex, itu saya tidak berfikir panjang. Saya salah guna, saya pake terus menerus, akhirnya jadi kecanduan,” kata Nando saat ditemui koran ini di kantor BNN Kota Jambi.
Menurutnya, selama 1,5 tahun dirinya mengkonsumsi barang haram itu, bahkan harta benda yang dimilikinya pun dijual untuk mendapatkan barang tersebut.
“Selama saya makai sampai saya mau direhab kesulitan saya banyak, barang-barang berharga juga banyak yang dijual untuk mendapatkan barang haram tersebut, HP dan motor pun saya jual,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Nando yang santri tersebut, mengalami putus sekolah akibat narkoba. Sehingga dirinya dipindahkan ke salah satu sekolah yang ada di Kota Jambi. Akan tetapi karena diketahui dirinya mengkonsumsi barang terlarang tersebut, dirinya juga dikelurkan dari sekolah.
Di situlah puncaknya, Nando pun akhirnya memilih berterus terang pada orang tuanya terkait kegemarannya mengkonsumsi narkoba. Itu semua ia lakukan karena adanya dorongan dari hatinya dia ingin meninggalkan barang haram itu.
Meski kecewa, orang tua Nando lantas membawa Nando ke BNN Kota Jambi, untuk kemudian difasilitasi BNN agar bisa direhab di di pusat rehabilitasi Padoka Makassar.
“Penyesalan datang, saat saya masuk rehab. Feeling saya merasa bersalah banget. Saya menceritakan kepada orang tua, orang tua sangat kecewa, dan bertindak tegas untuk membawa saya rehab ke Padoka Makasar. Saya sangat bersyukur masuk rehab, banyak pembelajaran yang saya dapat untuk keluarga, diri sendiri dan orang lain. Saya jadi banyak mengenal bagaimana kehidupan, dan bagaiamana masadepan nantinya dan itu sangat berarti sekali,” ungkap Nando.
“Selain itu banyak kehilangan yang saya rasakan saat saya ketahuan oleh kelaurga menggunakan barang itu, kepercayaan keluarga yang saya miliki pun ikut pergi,” tambahnya.
Setelah direhab hingga beberapa bulan di Padoka Makasar, akhirnya Nando berhasil sembuh dan bisa menjalani kehidupan seperti biasanya alias kehidupan yang normal.
Setelah kembali ke Jambi nanti, ke depan, orang tua Nando akan memberikan modal usaha untuknya.
Selain itu untuk sekolah saya yang hancur, awal Januari saya akan mngambil paket ujian,” ungkapnya.
“Untuk kawan-kawan kedepannya jangan sampai mengenal namanya narkoba, kalau menurut saya narkoba itu makai untuk hidup, hidup untuk makai, jadi itu tidak ada gunannya, makai yang kayak gituan malah merusak semua yang kita mliki,” jelasnya lagi. (bersambung)
Penulis : JUNIADI/JE