iklan
Hari ini keluarga dari anggota Brimob Polda Jambi Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung melaporkan warga yang diduga mengeroyok anaknya hingga tewas. Anaknya tewas  dalam razia Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) pihak keluarga. Kedua orang tua korban L Hutagalung dan M. Ritonga saat dikonfirmasi Minggu (6/10) mengatakan mereka akan membuat laporan resmi ke Polda Jambi. "Besok (hari ini. Red), kita akan melapor ke Polda," katanya.

Anggota keluarga tersebut juga sempat menunjukkan video penganiayaan terhadap Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung anggota brimob yang meninggal tersebut.
Dari video yang berdurasi 27 detik tersebut, terlihat anggota brimob tersebut dikeroyok oleh puluhan warga hingga berdarah-darah.

Menurut Ayah korban, Marto meninggal di tempat pengeroyokan. "Dia meninggal di TKP, bukan di Rumah Sakit," katanya.

Pihak keluarga juga berharap agar pihak kepolisian dapat segera menangkap para pelaku pengeroyokan yang menyebabkan meninggalnya anggota brimob tersebut. "Dari video tersebut, jelas siapa orangnya, kita pihak keluarga berharap agar pihak kepolisian cepat menangkap para pelaku pengeroyokan tersebut," katanya.

Masalah adanya perdamaian antara pihak kepolisian dan warga masyarakat desa Mengkadai, pihak keluarga korban tidak memepermasalahkan hal tersebut. “Silahkan kalau berdamai dengan kepolisian, yang jelas kita tetap memeinta pihak kepolisian agar dapat memproses pelaku serta menindak tegas pelaku,” kata L Hutagalung.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah saat dikonfirmasi membantah aparat telah menembak warga hingga tewas dua orang. “Sebelum operasi, kita sudah cek. Peluru hampa di atasnya dan peluruh karet di bawahnya. Kalau tembakan peringatan itu sudah ada protapnya, karena anggota sudah terdesak. Jadi, ke luar semua selonsong peluru itu. Tidak ada peluruh tajam dan tidak ada penembakan warga,” kata Almansyah.

Almansyah mengatakan penembakan peringatan dilakukan sesuai dengan protap. Pasalnya, aparat telah terdesak dengan banyaknya warga yang melakukan pelemparan ke arah aparat. Dirinya mengatakan tidak ada penembakan warga, seperti yang disampaikan sejumlah warga Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun saat bertemu dengan pihak Peradi.

Ditambahkan Almasnsyah, pihaknya juga telah menyarankan warga agar melakukan otopsi terhadap jenazah, untuk mengetahui pasti penyebab meninggalnya warga. Selain itu, lanjut Almansyah, pihaknya juga memiliki bukti rekaman video terkait penggunaan peluruh hampa dan tembakan peringatan yang dilakukan.

"Sudah ada perdamaian. Besok (hari ini. red) akan dilakukan acara adat. Kalau anggota polisi meninggal, sama siapa menuntutnya. Jadi kita tidak mau persoalan ini dibesar-besarkan," tambah Almansyah.

Mengenai adanya sejumlah warga Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun menunjuk Peradi Jambi sebagai pengacara, pihaknya tidak mempersoalkan termasuk rencana Peradi melakukan investigasi ke lapangan. Semua yang dilakukan petugas sesuai dengan protap. "Ya, silahkan saja. Nanti kita lihat kebenarannya. Tapi proses hukum tetap berlanjut. Kalau penertiban PETI memang sudah berakhir. Bukan dihentikan," katanya.

sumber: je

Berita Terkait



add images