iklan
Persoalan ibadah dan kemampuan fisik jamaah haji menjadi perhatian khusus setiap kloter. Dimana haji itu ada yang namanya rukun dan itu mau tidak mau harus dilakukan. Ada yang sunah, tapi ada juga yang mubah, misalnya ziarah ke tempat bersejarah.

“Itu mubah, boleh dikerjakan tapi tidak merupakan bagian dari haji itu sendiri. Tenaga juga harus dimanaj, di mana puncak dari manajemen itu adalah menjaga tenaga dan kesehatan, terutama ketika Armina,” ujar Ketua Kloter 3 Embarkasi Batam, Senin (7/10).

Dikatakannya bahwa kegiatan ibadah pada saat puncak haji sangat melelahkan. “Nanti kita ke Arafah, dari Arafah ke Muzdalifah, lalu ke Mina. Memang tidak terlalu jauh, tapi macetnya luar biasa,” ujarnya.

“Ketika ke Jamarat, itu juga manusia juga begitu berdesak-desakan sehingga memerlukan tenaga yang luar biasa. Kendaraan tidak bisa mendekat sehingga harus  jalan kaki,” tambahnya.

Dirinya juga sudah mengingatkan agar jamaah haji bisa melakukan manajemen tenaga, sehingga sampai pada puncak ibadahnya nanti, tenaga masih kuat. Pihaknya melarang jamaah melakukan ziarah ke Jabal Nur.

“Itu menguras tenaga. Apalagi ada yang berani sampai naik ke Gua Hiro. Padahal sebelum menunaikan ibadah di Armina, kita harus menjaga tenaga jangan sampai kelelahan. Jangan sampai pada puncaknya, kita sudah loyo,” imbuhnya.

sumber: je

Berita Terkait



add images