iklan
MUAROJAMBI, Acara tuai menuai padi memang sedang di lakukan untuk daerah persawahan yang hanya di lakukan satu tahun sekali. Seperti yang di lakukan warga Desa Sembubuk yang saat ini disibukkan dengan menuai padi di sawahnya. Ada yang unik dari desa ini yaitu melakukan tuai padi dengan beselang alias gotong royong tujuannya agar padi di sawah cepat di panen.

Di mana kegiatan panen padi ini memang tuan rumah yang punya sawah menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan pagi dan makan siang para petani. Misalnya untuk sarapan pagi harus menyiapkan teh, kopi, nasi, lauk pauk dan gorengan. Sedangkan untuk makan siang menyiapkan es, teh, kopi, nasi, lauk pauk dan aneka gorengan plus kue-kue. Biasanya tuan rumah sudah menyiapkan sehari sebelumnya karena makan-makan di sawah sambil bercengkrama memang sudah menjadi canda tawa mereka.

Kilip Selaku pemilik sawah menjelaskan “gotong royong dalam memanen padi memang sudah menjadi tradisi di desa kami. Sebelum turun ke sawah biasanya kami sarapan pagi bersama dan makan nasi setelah makan barulah turun ke sawah untuk menuai padi. Biasanya kegiatan ini di lakukan dari jam 8 pagi sampai jam adzan dzuhur menjelang lalu istirahat makan siang dan baru di lanjutkan sekitar jam 2 sampai jam 5 sore.” Tuturnya.

Padi yang sudah di tuai para petani ini tak lantas lansung di masukkan ke dalam karung dan di simpam ke dalam karung tetapi harus melawati beberapa proses mulai dari penjemuran padi lalu di pirik dan di jemur lagi, setelah benar-benar kering barulah padi di masukkan ke dalam karung dan di simpan ke blubur alis gudang padi. Lanjutnya

Dalam setahun bapak dari 2 orang anak ini bisa-bisa tak membeli beras lagi karena dari hasil sawahnya yang luas kira-kira 100 meter dalam 1 petak sawah dan bapak paruh bayah ini mempunyai 5 petak sawah dan stok padinya selalu tak habis-habis kedepannya. Dan ia juga berharap semoga kegiatan menuai padi ini memang menjadi tradisi yang akan di jalankan secara turun temurun.

sumber: je

Berita Terkait



add images