iklan Ketersediaan daging sapi di Jambi hingga saat ini ternyata masih 
mengandalkan pasokan dari luar daerah. Di pasar Angso Duo, per hari 
jumlah daging yang terjual rata-rata 100 kg. (Foto: Aldi Sapitra)
Ketersediaan daging sapi di Jambi hingga saat ini ternyata masih mengandalkan pasokan dari luar daerah. Di pasar Angso Duo, per hari jumlah daging yang terjual rata-rata 100 kg. (Foto: Aldi Sapitra)
Diberlakukannya peraturan pembatasan impor daging sapi oleh pemerintah pusat mengakibatkan harga daging sapi di Kota Jambi ikut melonjak drastis. Kalau biasanya hanya bertahan di kisaran Rp 75.000/kg, kini menjadi 90.000/kg.  

Lonjakan harga ini, menurut para pedagang daging sapi di pasar Angso Duo Jambi, sudah terjadi sejak sekitar dua bulan lalu. Ini disebabkan oleh kurangnya pasokan ternak sapi potong dari luar daerah.

‘’Naiknya sudah sejak dua bulan lalu. Biasanya pasokan sapi dari daerah Lampung cukup banyak, tapi sekarang terus menipis,’’ kata Johan, salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Angso Duo.

Johan yang biasanya mengambil pasokan sapi dari daerah Lampung, mengaku terpaksa mengurangi pasokannya hingga 30 %. Sedangkan, ketersediaan sapi lokal Jambi tak banyak bisa diharapkan.

‘’Animo pembeli relatif tak berkurang. Rata-rata tiap hari daging yang bisa terjual mencapai 100 kg. Umumnya warga Jambi suka beli daging. Kalau Imlek tak mempengaruhi harga,’’ ujar Johan.

Sementara itu, padagang lainnya mengkhawatirkan harga daging akan terus merangkak naik jika saja pasokan sapi dari luar daerah tak bertambah. Yang tak diuntungkan tentu saja masyarakat luas. Untuk itu, peternak lokal Jambi hendaknya bisa memanfaatkan momen ini dengan lebih menggiatkan usahanya.(*)

Reporter     : Aldi Sapitra
Redaktur     : Joni Yanto

Berita Terkait



add images