iklan PENAMPUNGAN: Aktivitas penampungan karet di Tanjab Timur.
PENAMPUNGAN: Aktivitas penampungan karet di Tanjab Timur.
MUARASABAK, Kembali merosotnya harga jual karet membuat petani karet kembali mengeluh. Bahkan untuk menjual karet, kini petani harus rajin-rajin memilih tengkulak. Pasalnya masing-masing tengkulak membeli harga karet dari petani dengan harga yang berbeda. "Kami jual ketengkulak yang berani beli karet kami dengan harga tinggi," ujar Lilis, petani di Tanjab Timur.

Lilis mengatakan dua minggu sebelumnya dia menjual karet Rp 8000 per kilo. Saat ini dia harus menerima kenyataan, karena harga karetnya turun Rp 500. "Sekarang saya jual ketengkulak Rp 7500 per kilo. Bahkan ada tengkulak yang menawar karet saya cuma Rp 6000 per kilo. Karena itu saya cari tengkulak yang berani beli karet dengan harga diatas Rp 6000," jelasnya.

Menurutnya, walaupun perbedaan harga jual karet dimasing-masing tengkulak tidak sama. Tapi dirinya tetap berusaha mencari tengkulak yang berani mengambil harga tinggi untuk karet miliknya. "Apalagi kebutuhan hidup semakin tinggi. Walaupun selisih cuma seribu, tapi kalau saya jual karet sampai 30 Kilo, itukan ada kerugian saya Rp 30 Ribu," bebernya.

Berbeda dengan Chudsi, petani karet lain. Untuk menjual harga karet, dia tidak pernah berurusan dengan tengkulak yang berada didaerah tempat tinggalnya. "Kalau jual ketengkulak luar, harga yang dibeli jauh berbeda dari didaerah saya," katanya.

Bahkan terkadang dirinya langsung menjual karet langsung kepabrik karet di luar Tanjab Timur. Karena perbedaan harga yang cukup jauh bila dia menjual karet didaerahnya. "Harga karet didaerah sini dan pabrik selisihnya jauh sekali dan untuk membawa karet ke Jambi saya memiliki kendaraan, jadi tidak perlu khawatir untuk mengangkut sawit," tandas Chudsi.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images