iklan PASAR: Pedagang sayur yang masih menempati lapak Pasar Tanggo Rajo 
mengancam menggelar demo. Hal ini disebabkan, karena banyak muncul 
pedagang dadakan yang berjualan di lokasi-lokasi tidak resmi.
PASAR: Pedagang sayur yang masih menempati lapak Pasar Tanggo Rajo mengancam menggelar demo. Hal ini disebabkan, karena banyak muncul pedagang dadakan yang berjualan di lokasi-lokasi tidak resmi.
KUALATUNGKAL, Mengaku tak diperhatikan pemerintah, puluhan pedagang sayur yang masih menempati lapak Pasar Tanggo Rajo, mengancam akan menggelar demo. Pasalnya, kondisi pasar semakin hari kian sepi dan terkesan jorok, ditambah dengan banyak muncul pedagang dadakan yang berjualan di lokasi-lokasi tidak resmi.

Kondisi ini nyatanya juga tidak disikapi pihak-pihak terkait secara adil. Dan tidak terlihat upaya pihak pasar melakukan penertiban pedagang-pedagang liar yang bertebaran di sepanjang jalan masuk pasar resmi yang disediakan Pemkab. Parahnya, para pedagang dadakan, malah menggunakan akses jalan masuk pasar resmi untuk menggelar dagangnya, sehingga membuat pembeli kian sepi dan jalan-jalan menjadi sempit.

Dari pantauan media ini, Kamis (11/14) pagi, kondisi Pasar Tanggo Rajo sudah terlihat lengang. Dari total sekitar 90-an lapak dagangan, hanya tinggal terisi sekitar 7 sampai 10 pedagang sayur-sayuran. Bahkan, beberapa pedagang yang masih bertahan mengisi lapak dagangan sayur, terlihat sedang tidur-tiduran sambil menunggu dagangan.

Suyono, pedagang sayur, mengaku kondisi sepinya pasar  sudah hampir setahun. "Biasanya  sampai jam 4-5 sore. Tapi sekarang ini belum tengah hari sudah tutup, karena sepi," ujarnya.
Apalagi, akunya, lima bulanan terakhir ini ada pedagang dadakan yang juga mulai jualan pagi di luar. Akibatnya, jualan sayur yang berada di dalam pasar, terancam bangkrut. Soalnya, pembeli tidak mau masuk.

Padahal, tidak sedikit modal yang harus dikeluarkan setiap harinya. Mulai dari bayar retribusi, jaga malam, hingga membayar gaji, dan ongkos angkut gerobak. "Banyak biaya yang dikeluarkan, tidak hanya jualan saja," sungutnya.

Pedagang yang mulai berjualan di Pasar Tangga Raja mulai tahun 1999 ini hanya bisa berharap adanya perhatian pemerintah. Apalagi, menurutnya selama ini Kepala Kantor PPKTB maupun Kasi Pasarnya jarang sekali turun ke lapangan untuk sekedar hearing dengan para pedagang.

"Kalau mau ngomong langsung ke pedagang di depan kan tak mungkin. Karena sama-sama pedagang. Nanti timbul kecemburuan sosial. Makanyan kami ingin pemerintah sesekali turun. Kami tidak mengharap berlebih, tapi sesekalilah kontrol jadi bisa sharing," harapnya yang diamni oleh pedagang lainnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images