iklan
KERINCI, Menjelang rekapitulasi suara di Kecamatan Siulak Mukai, beberapa rumah tim Adirozal-Zainal Abidin (Adzan) dilempari bom molotov dan batu oleh orang tak dikenal sekitar pukul 3.00 Sabtu (30/11) dinihari.

Informasi yang diperoleh media ini, dari tim Adzan ada enam rumah Tim Adzan di Siulak Mukai yang dilempari bom molotov dan batu.

Epaldi, Ketua Tim Sukses Adzan membenarkan, bahwa rumah tim Adzan yang dilempari bom molotov dan batu. Menurutnya, ada enam unit rumah tim Adzan yang menjadi sasaran orang yang tidak bertanggung jawab itu. "Tidak semua bom molotov, ada yang berupa obat nyamuk yang diberi minyak, ada yang pakai sumbu, ada yang berupa batu," ujarnya.

Diungkapkannya, enam rumah yang menjadi sasaran bom molotov itu berada dibeberapa Desa di Kecamatan Siulak Mukai, seperti di Desa Mukai Hilir, Mukai Tengah dan Desa Senimpik. "Kejadiannya sekitar pukul 3 pagi," ucapnya.

Beruntung peristiwa ini tidak menimbulkan kebakaran. Hanya saja layar jendela rumah tim Adzan sempat terbakar. "Seperti rumah pak Eni di Desa Mukai Hilir kain jendela rumahnya terbakar," sebutnya.

Epaldi juga mengungkapkan, sebelum PSU, sekitar 3 hari yang lalu juga terjadi pelemparan rumah tim Adzan di Siulak Mukai oleh orang yang tak dikenal.
--batas--
Akibat kejadian ini, sejumlah tim Adzan mengungsi ke Posko tim Adzan di Koto Beringin, Kecamatan Siulak."Ada tim kita di Siulak yang mengungsi ke Posko, demi keamanan mereka kita minta mereka ke posko," ucapnya.

Terkait kejadian ini, pihaknya sudah meminta perlindungan kepihak Kepolsian. "Kita minta pihak keamanan perketat penjagaan dan tingkatkan pengamanan di Siulak Mukai," tandasnya.

Terpisah, Kapolres Kerinci, AKBP A Mun'im saat dikonfirmasi melalui ponselnya Sabtu (30/11) kemarin mengatakan, tidak ada rumah warga yang dilempar bom molotov di Siulak Mukai. "Bukan bom molotov. Hanya dilempar sedikit. Kita sudah identifikasi. Orang ngomongnya menyeramkan supaya kita sigap. Seperti tadi malam ada isu PPK mau dibakar, padahal tidak ada," ujarnya.

Dikatakannya, isu-isu seperti itu tidak perlu dibesarkan. "Ini supaya kita sigap. Kepada anggota saya sampaikan agar menganggap dinas di Kerinci seperti dinas di Jakarta yang  ancamannya, sehingga kita selalu waspada," ujarnya.

Menurutnya, tidak ada rumah yang terbakar. Pihaknya sudah melakukan olah TKP dan meminta agar warga melapor ke Polres. "Tapi mereka tidak mau, katanya Senin saja," sebutnya.
--batas--
Kepolisian kata Kapolres tetap on call, seperti Brimob. Walaupun PSU sudah selesai, personil Polisi akan tetap berjaga di Siulak Mukai sepanjang masih diperlukan. "Kalau memang perlu diperpanjang, akan kita perpanjang," ujarnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya konflik, pihak Kepolisian memperketat penjagaan di PPK Siulak Mukai. Kemudian tim Adirozal sudah diminta untuk mencopot baliho besar yang berada dipinggir jalan.

Lalu para Kepala Desa di Siulak Mukai dan Siulak sudah di SMS untuk mengantisipasi terjadinya konflik. "Senin para Kades di Kecamatan Siulak Mukai dan Siulak saya undang ke Polres untuk antisipasi juga. Rencananya rapatnya hari ini, tapi ada yang di Ladang, jadi ditunda sampai Senin," sebutnya.

Camat Siulak Mukai, Jamal Penta Putra saat dihubungi mengaku, belum mendapat informasi mengenai adanya rumah warga Siulak Mukai yang dilempari bom molotov. "Belum dapat info saya. Tadi saya nelpon Kapolsek tidak ada cerita itu," ujarnya.

Mengenai isu adanya Jembatan di Lubuk Tambun yang dirobohkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab paska PSU ini, Jamal mengaku, jembatan itu memang sudah lama putus. "Mungkin orang baru lihat sekarang. Padahal sudah lama, bulan Puasa kemarin sudah putus," pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images