iklan <div>
BERKELIARAN: Timsus dari BKSDA dan Tiger Nasional hingga saat ini masih belum berhasil menangkap hidup-hidup harimau yang berkeliaran. Pengejaran terus dilakukan ke arah Sumsel.
</div>
<div>
(Foto: Aldi Saputra)
</div>
BERKELIARAN: Timsus dari BKSDA dan Tiger Nasional hingga saat ini masih belum berhasil menangkap hidup-hidup harimau yang berkeliaran. Pengejaran terus dilakukan ke arah Sumsel.
(Foto: Aldi Saputra)
Timsus dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Prov Jambi dan Tiger Nasional gagal
menangkap seekor harimau Sumatera, yang sebelumnya telah ditembak bius. Hingga saat ini 9
personel Timsus masih melakukan penelusuran hingga ke Desa Patin, Kec Bayung Lincir, Kab Banyu Asin, Sumatra Selatann (Sumsel).

‘’Kami terus akan melakukan pengejaran seoptimal mungkin. Kemarin tim mendapat khabar bahwa harimau terlihat di kawasan Desa Suka Jaya, RT 14, Kec Bayung Lincir. Setelah kami cek ternyata kubangan babi,’’ ungkap Havis Badarudin, Koordinator Tim Tiger, kepada Jambiupdate.com di lokasi, Jumat (8/3) sore.

Sartono, Koordinator BKSDA Prov Jambi, mengaku kehilangan jejak. Terakhir tim melihatnya di Desa Ibro, Kec Mestong, Kab Muarojambi, 6 Maret. Posisinya saat itu sedang melintas di jalan, tepat di tikungan ‘S’. Tim melihat langsung.

‘’Kami tak bisa berbuat apa-apa saat harimau itu melintas, sebab senjata dibawa pak Sartono dan kawan-kawan. Mereka sedang berada di hutan melakukan pengejaran, sedangkan harimaunya malah keluar. Kondisi harimau itu masih dalam keadaan sehat, walau sebelumnya sudah ditembak bius,’’ katanya.

Sebagaimana dilansir media ini sebelumnya, harimau Sumatra ini telah memakan korban jiwa dari warga Tungkal Ulu, Kab Tanjabtim, Prov Jambi. Selain itu, dua petani karet di Kab Muarojambi juga diterkam yaitu Sutrisno (warga Lorong Sawit, Kec Jambi Luar Kota) dan Wahyudi (warga Tempino, Kec Mestong).

Diperkirakan, kini harimau itu bergerak ke arah Palembang, Sumatera Selatan. Tim masih di
lapangan untuk mengejar binatang buas tersebut. Tim khawatir harimau itu diembak warga SBB,
sebab warga di sana banyak punya kecepek.

Berkaitan dengan itu, Sartono mengingatkan, warga yang kedapatan membunuh hewan langka
itu akan menjalani proses hukum. Terkait konflik harimau dengan manusia, dia juga membantah harimau yang berkeliaran itu berjumlah lebih daripada seekor.(*)

Reporter : Aldi Saputra
Redaktur : Joni Yanto


Berita Terkait



add images