iklan PEMBUKTIAN : Dekan Fateta Dr Syahrial didampingi pembantu dekan I Teja, saat melakukan tes kit daging dan Abon.
PEMBUKTIAN : Dekan Fateta Dr Syahrial didampingi pembantu dekan I Teja, saat melakukan tes kit daging dan Abon.
Dalam rangka hari penanaman pohon Indonesia dan gerakan perempuan tanam,  pelihara pohon tingkat provinsi Jambi tahun 2013 yang dilaksanakan di Fakultas Teknologi Hasil Pertanian (Fateta) Unja, juga dilangsungkan tes kit daging. Dimana diamabil 3 sampel daging, yaitu daging sapi, daging babi, dan daging babi hutan.

Dari ketiga daging tersebut sangat sulit dibedakan apabila dijual dipasaran, maka melalui tes kit itulah dapat membedakan mana daging Sapi dan mana daging Babi. Dengan adanya alat tersebut diharapkan masyarakat masyarakat tidak terkecoh saat membeli daging.

Dekan Fateta Unja, DR Syahrial menjelaskan, daging Sapi yang dijual dipasaran dapat terkontaminasi daging Babi apabila dilakukan penjualan secara berdekatan. Pisau yang digunakan untuk mengiris daging Babi kemudian mengiris daging Sapi, juga dapat menjadikan daging Sapi bersifat haram. "Agar menjaga kemurnian daging harus benar-benar dipisah, baik itu pengolahan ataupun penjualannya," ujarnya.

Melalui tes kit, dapat diketahui apabila tanda pada alat tes kit menunjukkan dua garis merah setelah 3 menit dilakukan tes. Apabila hanya satu garis merah berarti bukan daging Babi, namun kalau alat gagal membaca, berarti itu bukan daging Sapi dan juga bukan daging Babi.
--batas--
Untuk mengetahui daging sapi juga dapat dilakukan dengan melihat daging secara teliliti, dimana daging Sapi seratnya lebih kasar dibanding daging yang lain. Maka dari itu diharapkan penjual dipasaran untuk tidak menjual daging Sapi dengan daging Babi secara berdekatan, karena dikawatirkan dapat mencemari daging.

DR Syahriah yang juga merupakan anggota pengkaji BPPOM MUI menambahkan, selain melakukan tes kit terhadap daging Sapi dan daging Babi juga dilakukan tes kit terhadap Abon yang dijual dipasaran. Pihaknya mengambil 5 sampel Abon yang dijual dibeberapa supermarket besar di Jambi. Dari hasil tes tersebut diketahui bahwa 5 sampel Abon yang dijual dipasaran bebas dari unsur daging Babi.

Tes terhadap Abon yang dijual dipasaran tersebut, bermula dari keprihatinan melihat di Jogja saat ada tes kit dari 11 abon yang dites, semuanya tercemar daging Babi. Untungnya di Jambi tidak demikian, namun kemungkinan tersebut masih ada, pasalnya tidak semua produk dilakukan tes. "Dengan adanya tes kit ini, diharapkan kekhawatiran konsumen membeli daging dan Abon jadi kurang," imbuhnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images