iklan Foto bersama di pendopo Muaro Jambi
Foto bersama di pendopo Muaro Jambi
Minggu, 1 Desember 2013, sebanyak 27 mahasiswa dan mahasiswi pasca sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Jambi, melakukan praktikum.

Uniknya, kali ini para mahasiswa yang memiliki latar belakang berbeda tersebut melakukan pengamatan di Perumahan Aur DUri, TPA Talang Gulo, Stock Pile di Talang Duku dan kemudian berakhir di Candi Muaro Jambi.

Praktikum, selain sebagai salah satu bagian dari mata kuliah, juga menjadi salah satu aktifitas yang bertujuan untuk melihat persoalan lingkungan dari berbagai sektor pembangunan di Provinsi Jambi dengan lebih dekat.

Pengamatan dimulai dari Perumahan Aur Duri sebagai salah satu simbol ekologi urban, dan kemudian dilanjutkan pengamatan di TPA Talang Gulo sebagai tempat akhir dari sampah penduduk kota Jambi yang berjumlah 536.377 jiwa.

Sampah, selama dianggap persoalan sepele, ternyata tak sesederhana itu, sampah adalah persoalan serius. Bisa dibayangkan jika setiap hari TPA Talang Gulo menerima kiriman sampah sekitar 740-850 m2/hari dari produksi sampah kota Jambi mencapai 1.440 m2/hari.
--batas--
Dan  bayangkan pula, berapa tinggi sampah yang tersimpan di TPA Talang Gulo dalam waktu 1 tahun, karena metode pengelolaan sampah masih menggunakan model konvensional (open dumping) meskipun model Sanitary Land Fill juga dilakukan.

Tapi, tidaklah menjawab masalah yang ada, karena ternyata persoalan sampah adalah persoalan kita semua dan terbukti ketika praktikum ditutup di kawasan Pecandian Muaro Jambi, sampah ternyata juga menjadi masalah di lokasi yang memiliki nilai sejarah ini.

Praktikum yang dilakukan selama 1 hari penuh ini juga didampingi oleh beberapa tenaga pengajar, diantaranya ketua prodi Ilmu Lingkungan Dr. Rosyani, Dr Bambang Haryadi, Dr Bambang Irawan, dan Dr Jalius, telah memberikan banyak inspirasi bagi mahasiswa dan mahasiswi, untuk tidak hanya mengenal persoalan lingkungan dan pembangunan dari kelas, tapi juga mengenal lebih dekat dari mengamati dan berdiskusi lansung dengan pelaku-pelaku serta masyarakat yang terkadang mendapatkan dampak lingkungan dari pembangunan.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images