MUARA TEBO, Terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium maupun jenis solar di SPBU, tidak saja terjadi di Kecamatan Rimbo Bujang, namun kelangkaan itu juga terjadi di Kota Tebo dan sekitarnya. Akibatnya, pengendara kesulitan untuk mendapatkan BBM, terutama BBM jenis solar.
Seperti yang diungkapkan Randi, pengendara mobil PS muatan gentah. Diakuinya, sebelumnya memang sulit untuk mendapatkan solar, namun sudah beberapa hari ini, kondisinya semangkin sulit. “Padahal sudah ada SPBU baru. Tapi tetap saja masih sulit untuk mendapatkan solar, bahkan bertambah parah,” terang Randi kepada harian ini kemarin.
Randi juga mengatakan, karena sulitnya mendapatkan BBM jenis solar di SPBU, dirinya terpaksa membeli solar kepada pedagang pengecer. “Belum sempat ikut antri, solar sudah habis. Dari pada tidak jalan sama sekali, terpaksa saya membeli eceran dengan harga Rp 8.000,- perliter,” ucap Randi yang juga mengatakan ada sebagian pedagang pengecer yang menjual solar dengan harga Rp 10.000,- perliter.
Agus sopir travel juga mengatakan hal yang sama, tidak saja BBM jenis solar yang sulit didapat di SPBU, namun BBM jenis premium juga mengalami hal yang sama. Tetapi, menurutnya, harga premium di pengecer tidak semahal harga BBM jenis solar dan itupun mudah didapat.
“Rata-rata, pengecer menjual bensin berkisar antara Rp 5.500 sampai Rp 6.000,- perliter,” terang Agus.
Meski demikian, Agus beserta pengendara lain berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo segera mengatasi persoalan kelangkaan BBM, baik BBM jenis premium maupun BBM jenis solar.
“Ini sudah terjadi senjak lama dan sampai sekarang tidak juga ada perubahan. Bahkan kondisinya semangkin parah saja. Padahal sudah ada SPBU baru yang melayani kebutuhan BBM, namun tidak membawa perubahan. Pengendara tetap saja sulit untuk mendapatkan BBM,” pungkasnya. (sumber: jambi ekspres)
Seperti yang diungkapkan Randi, pengendara mobil PS muatan gentah. Diakuinya, sebelumnya memang sulit untuk mendapatkan solar, namun sudah beberapa hari ini, kondisinya semangkin sulit. “Padahal sudah ada SPBU baru. Tapi tetap saja masih sulit untuk mendapatkan solar, bahkan bertambah parah,” terang Randi kepada harian ini kemarin.
Randi juga mengatakan, karena sulitnya mendapatkan BBM jenis solar di SPBU, dirinya terpaksa membeli solar kepada pedagang pengecer. “Belum sempat ikut antri, solar sudah habis. Dari pada tidak jalan sama sekali, terpaksa saya membeli eceran dengan harga Rp 8.000,- perliter,” ucap Randi yang juga mengatakan ada sebagian pedagang pengecer yang menjual solar dengan harga Rp 10.000,- perliter.
Agus sopir travel juga mengatakan hal yang sama, tidak saja BBM jenis solar yang sulit didapat di SPBU, namun BBM jenis premium juga mengalami hal yang sama. Tetapi, menurutnya, harga premium di pengecer tidak semahal harga BBM jenis solar dan itupun mudah didapat.
“Rata-rata, pengecer menjual bensin berkisar antara Rp 5.500 sampai Rp 6.000,- perliter,” terang Agus.
Meski demikian, Agus beserta pengendara lain berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo segera mengatasi persoalan kelangkaan BBM, baik BBM jenis premium maupun BBM jenis solar.
“Ini sudah terjadi senjak lama dan sampai sekarang tidak juga ada perubahan. Bahkan kondisinya semangkin parah saja. Padahal sudah ada SPBU baru yang melayani kebutuhan BBM, namun tidak membawa perubahan. Pengendara tetap saja sulit untuk mendapatkan BBM,” pungkasnya. (sumber: jambi ekspres)