MUARASABAK, Masyarakat Tanjab Timur mulai mengeluhkan mendapat ikan segar untuk dikonsumsi. Pasalnya gelombang laut yang tinggi menyebabkan nelayan di Kabupaten Tanjab Timur untuk sementara waktu tidak melakukan aktifitas melaut. ‘’Kami terpaksa menjual ikan sungai atau ikan-ikan laut yang telah beberapa hari ditangkap nelayan,’’ ujar Misnah penjual ikan di Tanjab Timur kemarin (12/3).
Menurutnya, kejadian ini sudah berlangsung beberapa minggu kebelakang. Pemasok ikan yang selalu menjual ikan-ikan segar kini pun tidak dilakukan setiap hari, hanya dilakukan pada hari-hari tertentu saja. "Kalau ada ikan baru dipasok, kalau tidak ada ya kami jual ikan lama," jelasnya.
Diungkapkannya, apalagi untuk membeli ikan segar dari nelayan, dirinya harus merogoh kocek lebih dalam. Karena ikan segar yang bakal didapatinya mengalami kenaikan harga. "Saya jual saat ini ikan sembilang Rp 15 ribu perkilo, ikan pare Rp 25 ribu perkilo. Itu kondisi ikan yang bukan segar. Kalau ikan segar bisa lebih mahal," bebernya.
Terpisah, Bacok, nelayan di Tanjab Timur membenarkan untuk beberapa saat ini, dirinya tidak melakukan aktifitas melaut. "Ombak sedang tinggi-tingginya. Kami ngeri untuk melaut," kata Bacok.
Berkemungkinan, lanjutnya, aktifitas melaut akan kembali dilakoninya pada akhir bulan Maret atau awal bulan April. Karena bulan tersebut berkemungkinan ombak kembali normal. "Sekarang cari kerjaan sampingan dululah untuk kehidupan sehari-hari," pungkas Bacok. (sumber: jambi ekspres)
Menurutnya, kejadian ini sudah berlangsung beberapa minggu kebelakang. Pemasok ikan yang selalu menjual ikan-ikan segar kini pun tidak dilakukan setiap hari, hanya dilakukan pada hari-hari tertentu saja. "Kalau ada ikan baru dipasok, kalau tidak ada ya kami jual ikan lama," jelasnya.
Diungkapkannya, apalagi untuk membeli ikan segar dari nelayan, dirinya harus merogoh kocek lebih dalam. Karena ikan segar yang bakal didapatinya mengalami kenaikan harga. "Saya jual saat ini ikan sembilang Rp 15 ribu perkilo, ikan pare Rp 25 ribu perkilo. Itu kondisi ikan yang bukan segar. Kalau ikan segar bisa lebih mahal," bebernya.
Terpisah, Bacok, nelayan di Tanjab Timur membenarkan untuk beberapa saat ini, dirinya tidak melakukan aktifitas melaut. "Ombak sedang tinggi-tingginya. Kami ngeri untuk melaut," kata Bacok.
Berkemungkinan, lanjutnya, aktifitas melaut akan kembali dilakoninya pada akhir bulan Maret atau awal bulan April. Karena bulan tersebut berkemungkinan ombak kembali normal. "Sekarang cari kerjaan sampingan dululah untuk kehidupan sehari-hari," pungkas Bacok. (sumber: jambi ekspres)