iklan
Ketiga belas pemain Persisko Tanjabar  makin gerah. Delapan bulan bermain tanpa honor alias gaji, mereka akan melapor ke Polda Jambi dengan laporan dugaan penipuan.

Kapten Persisko Tanjabar, Fadli yang mewakili para pemain lainnya, kemarin mengatakan, pihaknya berencana dalam minggu ini akan melaporkan kasusnya kepada pihak ke Polda Jambi. "Untuk saat ini kita sudah didampingi oleh pengacara untuk melaporkan kasus tersebut ke polisi," kata Fadli.

Selain itu para pemain Persisko Tanjabar juga telah mengumpulkan dokumen terkait rencana laporan itu. "Jika data para pemain sudah terkumpul dan salah seorang pemain asing Alejandro datang ke Jambi, maka kasus tersebut segera kami laporkan ke Polda Jambi," kata Fadli.

Para pemain Persisko Tanjabar sudah bertekad akan melaporkan kasus itu ke polisi karena sampai saat ini tidak ada niat dari para pengurus dan manajemen Persisko Tanjabar yang mau menyelesaikan kasus pembayaran honor atau gaja para pemain yang masih tersisa selama delapan bulan terakhir senilai Rp 960 juta.

Memang beberapa waktu lalu ada pertemuan antara para pengurus maupun pemain Persisko TanJabar namun sampai saat ini tidak ada realisasinya atau uang gaji pemain juga tidak diselesaikan atau dibayarkan pihak menajemen. "Kami para pemain sudah cukup sabar dalam menunggu kepastian masalah pembayaran pelunasan honor atau gaji pemain Persisko Tanjabar," kata Fadli.

Polemik seputar pembayaran honor atau gaji ke-13 pemain kesebelasan Persisko Tanjabar masih belum ada penyelesaian. "Tugas kita sebagai pemain sudah selesai, jadi tolong hak kita dibayarkan dan gaji yang tersisa delapan bulan itu bisa diselesaikan," kata Fadli lagi.

Jumlah gaji ke-13 pemain tersebut setiap bulannya gaji yang harus dibayarkan sekisar Rp 120 juta sehingga totalnya dari seluruh pemain Persisko Tanjabar yang belum dibayarkan gajinya sebesar Rp960 juta.
--batas--
Arif Munandar, Manajer Persisko Tanjabar, mengatakan pihaknya mempersilakan para pemain untuk membawa ini ke ranah hukum, "Itu hak mereka," katanya, meskipun begitu dirinya menyesalkan rencana tersebut pasalnya sudah banyak yang dia korbankan untuk pemaina.

Belum lagi dalam klausul kontrak disebutkan ketika terjadi perselisihan antara pemain dengan manajer ataupun klub itu diselesaikan ke PSSI dan juga PT Liga selaku penyelenggara Divisi Utama, "Kenapa hanya saya yang dipersoalkan, saya menyesalkan sikap pemain seperti itu, padahal sudah banyak yang saya berikan," katanya.

Arif juga bakal melaporkan balik pasalnya dia juga merasa menjadi  korban. Sepengakuan dirinya Dia juga tidak mendapat gaji meski dalam surat kontrak yang dibuat oleh Direktur Umum Yusran dirinya termasuk satu di antara yang menerima gaji.

"Saya menandatangani kontrak itu subuh, dan yang menentukan kontrak dan gaji pemain bukan saya, kenapa saya yang ditagih. Untuk kontrak maupun gaji pemain saya tidak mengurusinya, itu direktur," katanya.

Arif mengatakan kalau menggelapkan, wajar ia dilaporkan. "Tetapi ini pemain salah alamat kalau minta pembayaran gaji ke saya. Saya akan balik laporkan, ini pencemaran nama baik," cetusnya. 

Arif mengaku kesal, pasalnya dirinya telah menyumbang banyak untuk Persisko Tanjabbar, "Ada sumbangan dari sponsor, duit pribadi saya juga, tapi kok seperti ini. Selama ini saya seperti dimanfaatkan, ini namanya air susu dibalas dengan air tuba," sebutnya.

"Ya saya nanti akan buka-bukaan kalau seperti ini," katanya. "Kalau mereka mau lapor polisi akan saya hadapi, saya istiqomah saja," tambahnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images