iklan Reni Lestari
Reni Lestari
Peringatan Hari Ibu yang jatuh tepat pada hari ini, 22 Desember selalu diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Ibu. Peringatan ini merupakan suatu perayaan bagi semua ibu di dunia atas cinta dan kasih sayangnya yang selalu diberikan terhadap anak-anaknya.

Penetapan Hari Ibu 22 Desember ini ditetapkan pada Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember 1938. Adapun tujuan penetapan tanggal ini agar menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi dan bergerak sejajar dengan kaum pria. Bahkan, karena pentingnya Hari Ibu, maka Presiden Soekarno menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional.

Menurut Reni Lestari, calon anggota DPR RI Dapil Jambi dari PKS, seorang wanita tidak memiliki tanggung jawab untuk mengurus anak dan mengatur rumah tangga saja. Tapi jauh dari itu, wanita bertanggungjawab membimbing generasi bangsa, para pemimpin bangsa.

“Kesuksesan generasi sebuah bangsa bergantung bagaimana kualitas para ibunya. Ibu yang akan mendidik anaknya sejak didalam kandungan. Orang yang hebat pasti dilahirkan oleh ibu yang hebat,”ujar Reni, politisi wanita yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jambi ini.
--batas--
Perjuangan seorang Ibu dapat kita lihat melalui perjuangannya saat ia mengandung sembilan bulan lamanya, mempertaruhkan nyawanya antara hidup dan mati. Dan setelah Ibu melahirkan kita, dengan kasih sayangnya yang begitu besar terhadap anaknya ia tetap mengurus dan membesarkan anak-anaknya selama 24 jam dan tidak mengenal waktu baik siang maupun malam tanpa lelah, pamrih dan mengeluh.

“Kasih sayang yang begitu besar dari seorang Ibu akan selalu ada di dalam doanya setiap menit, setiap hari, bahkan sepanjang masa. Dan bukan hanya di hari-hari tertentu saja Ibu mendoakan untuk anak-anaknya,”ujarnya.

Seorang Ibu merupakan sosok pahlawan tanpa tanda jasa dan tanpa pamrih. Seluruh tenaga dan pikirannya hanya dicurahkan bagi keluarganya, baik mengurus suami dan anak-anaknya hingga mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Inilah mengapa terdapat sebuah ungkapan peribahasa "Surga berada di telapak kaki Ibu". Karena perhatiannya yang begitu besar terhadap keluarganya, sehingga ia rela mengorbankan seluruh tenaga dan waktunya hanya demi membahagiakan keluarganya.

Seorang Ibu memiliki rasa sabar, pengertian, dan pemaaf yang begitu besar terhadap anak-anaknya tanpa syarat. Semua kebutuhan dan keperluan anak-anak dan suaminya selalu disiapkannya tanpa harus diminta. Ibu memang seorang wanita yang tangguh dengan segala tenaga yang dimilikinya, Ibu mampu mengurus semuanya dari mulai membesarkan anak-anaknya, mengurus suami, mengerjakan pekerjaan rumah, mengatur urusan rumah tangga, hingga memasak setiap hari untuk keluarganya. Dan semua itu dilakukannya dengan hati yang tulus dan kasih sayang yang begitu besar.

“Lalu bagaimana dengan Anda, apakah Anda sudah mencintai dan menyayangi Ibu Anda dengan setulus hati? Sudahkah Anda memberikan kado terindah untuk Ibu Anda? Sudahkah kita memberikan sedikit waktu untuknya? Seorang Ibu tidak mengharapkan apapun, baik kado yang indah atau mahal sekalipun. Hanya dengan melihat kebahagiaan, kesehatan dan kesuksesan bagi keluarganya itu sudah merupakan kado terbesar bagi sang Ibu,” beber Reni.

“Mungkin hal ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua, kapan terkahir kali kita menelpon Ibu? Kapan terakhir kita mengundang Ibu untuk makan siang atau makan malam? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita berdoa untuk sang Ibu?,” tambah Reni.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images