SENGETI, Dalam pembangunan arena MTQ di Marosebo Desa Jambi Kecil dinilai kurang pengawasan dari tenaga teknis, khususnya Dinas PU Muarojambi. Soalnya, pembangunan arena harus selesai dalam waktu 2 bulan dan sesuai dengan kualitas yang diinginkan.
"Saat ini (kemarin red) sudah jam 10 siang belum ada yang bergerak untuk pemasokan tanah. Jadi bagaimana kita akan bekerja semaksimal mungkin, sedangkan pengangkut atau pengantar tanah satupun mobiltasnya tidak tampak," kata salah seorang pekerja.
Dikatakannya, apabila pemasokan tanah lancar kemungkinan pengerjaaan akan tidak terhambat, belum lagi melakukan pemerataan dan proses masa penanaman rerumputan nantinya, hal ini kendalanya hanya pemasokan yang lamban dalam mengantar tanah timbunan oleh pihak kontraktor, sebab nantinya tidak akan terkejar andai begitu cara sistem pengerjaanya.
‘’Namun di sin kurangnya pengawasan terhadap tenaga teknis dilapangan,seharusnya tenaga teknis dilapangan stanbay selalu,hinga apa kekuarangan dan keluhan dari pihak pemborong bisa terealisasikan,dan target atau limit waktu yang ditentukan akan tercapai," pungkasnya.
Sementara Kepala Bappeda Muarojambi, Abdul Latief, ketika dimintai tanggapannya mengatakan dalam pekerjaan pembangunan yang ada dialokasi MTQ seluruh pekerjaan fisik maupun yang lainya sebenaranya bisa akan tercapai apa bila jam kerjanya ditamabah atau pekerjanya ditambah.
‘’Tapi apabila pekerjanya hanya itu saja, pekerjaan tersebut tidak akan terselesaikan, namun kami sudah menyarankan agar pihak kontraktor merubah teknis sistem dalam melaksanakan pembangunan tersebut, kalau masalah tenaga teknis terutama pihak PU sudah kita saran agar jangan lagi kekantor dan kantor mereka dialokasi arena MTQ," ungkapnya. (sumber: jambi ekspres)
"Saat ini (kemarin red) sudah jam 10 siang belum ada yang bergerak untuk pemasokan tanah. Jadi bagaimana kita akan bekerja semaksimal mungkin, sedangkan pengangkut atau pengantar tanah satupun mobiltasnya tidak tampak," kata salah seorang pekerja.
Dikatakannya, apabila pemasokan tanah lancar kemungkinan pengerjaaan akan tidak terhambat, belum lagi melakukan pemerataan dan proses masa penanaman rerumputan nantinya, hal ini kendalanya hanya pemasokan yang lamban dalam mengantar tanah timbunan oleh pihak kontraktor, sebab nantinya tidak akan terkejar andai begitu cara sistem pengerjaanya.
‘’Namun di sin kurangnya pengawasan terhadap tenaga teknis dilapangan,seharusnya tenaga teknis dilapangan stanbay selalu,hinga apa kekuarangan dan keluhan dari pihak pemborong bisa terealisasikan,dan target atau limit waktu yang ditentukan akan tercapai," pungkasnya.
Sementara Kepala Bappeda Muarojambi, Abdul Latief, ketika dimintai tanggapannya mengatakan dalam pekerjaan pembangunan yang ada dialokasi MTQ seluruh pekerjaan fisik maupun yang lainya sebenaranya bisa akan tercapai apa bila jam kerjanya ditamabah atau pekerjanya ditambah.
‘’Tapi apabila pekerjanya hanya itu saja, pekerjaan tersebut tidak akan terselesaikan, namun kami sudah menyarankan agar pihak kontraktor merubah teknis sistem dalam melaksanakan pembangunan tersebut, kalau masalah tenaga teknis terutama pihak PU sudah kita saran agar jangan lagi kekantor dan kantor mereka dialokasi arena MTQ," ungkapnya. (sumber: jambi ekspres)