iklan Model: Arung S Pamuka / SMA Negeri 5 Kota Jambi / @arungpamuka<br />
Foto & Ilustrasi : Akbar Rabbani / Jambi Ekspres
Model: Arung S Pamuka / SMA Negeri 5 Kota Jambi / @arungpamuka
Foto & Ilustrasi : Akbar Rabbani / Jambi Ekspres
Saat disuruh menghapal sama gurunya, dalam waktu kurang dari lima menit, Jeni udah bisa menghapal di luar kepala. Teman-temannya geleng-geleng kepala melihat Jeni yang “beda” banget dari teman-teman yang ada dalam kelasnya. Jeni juga cepat menangkap pembicaraan meskipun ia nggak begitu memperhatikan lawan bicaranya. Kalau udah ketemu sama pelajaran melukis, ia bisa berlama-lama di sana dan mencurahkan seluruh perhatiannya hanya pada kanvasnya seorang. Daya tangkapnya juga luar biasa. Jeni disebut-sebut sebagai manusia jenius oleh teman-temannya.

Punya kasus sama seperti cerita di atas guys? Temen atau malah kamu sendiri yang mengalaminya sebagai manusia jenius? Ternyata nih, sebanyak 87,5% x-aholic punya orang terdekat yang jenius. Orang jenius biasanya dia punya tipe yang unthinkable. Contohnya nih, tau Newton kan? Ia membuktikan hukum gravitasi bumi saat ia duduk di bawah pohon dan kepalanya kena jatuhan apel. Nah, lain cerita kalau orang yang terbilang biasa aja. Kalau kena jatuhan apel cuma merintih sakit gara-gara benjol, hehehe, kidding guys. Hanya 12,5% x-aholic yang nggak punya. Bukan nggak punya kali ya guys, belum ketemu aja tuh kejeniusannya dalam hal apa.

Kalau ternyata kamu atau orang terdekat kamu yang jenius, kamu atau dia musti kudu bersyukur, itu kata 87,5% x-aholic.  6,25% x-aholic mengatakan mereka nggak perlu susah-susah ngapal, karena sekali baca langsung lengket deh di long term memory-nya. Persentase yang sama menyebutkan, mereka yang jenius itu cuma satu kata, awesome!

Mungkin, sebagian dari kita ngira kalau jenius itu adalah anugrah dari lahir. Tapi, menurut Dr. Alfed Barrios, pendiri sekaligus direktur Pusat Kontrol Pemrograman Diri Los Angeles dan penulis buku “Towards Greater Freedom and Happiness”, mengatakan bahwa jenius itu bisa kita bentuk setelah lahir. Misalnya, dengan mempunyai keinginan yang kuat, berani, fokus dengan tujuan, tanamkan keingintahuan, tapi bukan sok tahu ya guys, optimis, mampu membuat keputusan, aktif, sabar, perfeksionis, mampu memotivasi, humoris, dan punya daya imajinasi yang tinggi.

Nah, kamu bisa melatih diri kamu nih dari sekarang untuk menjadi manusia yang jenius. Kalau udah punya otak yang jenius, sebagian besar x-aholic bakal buat penemuan, itu kata 62,5% x-aholic. Ada juga yang memlih berkontribusi untuk negara dalam bentuk apa pun yang mereka bisa, seperti pilihan 37,5% x-aholic. Untungnya nih, meski udah menjadi orang yang jenius, nggak ada yang milih untuk nggak belajar, standing applause deh.

Kita nggak hanya kenal Newton, Shakespear, dan Pascal yang jenius. Tapi, dunia mengenal Opa Albert Einsten, yang namanya udah dikenal seantero jagad sebagai salah satu manusia jenius, itu menurut 18,75% x-aholic. Thomas Edison yang menemukan penerangan untuk anak cucunya, dipilih sama 18,5% X-aholic. Dan sebanyak 31,25% x-aholic memilih Pak Habibie sebagai manusia jenius berikutnya, asli dari Indonesia loh. Secara mengejutkan, ternyata 50% korespondensi x-aholic memilih gurunyalah sebagai manusia yang jenius. Sama deh kayak teman kita Suci Wulandari, siswi SMA Negeri 6 Kota Jambi. “My teacher dong. Soalnya, guruku itu bisa segalanya! Kita nanya ini itu, beliau selalu menjawab dengan jawaban yang menakjubkan!,” jelasnya.

Untuk otak yang jlimet, jangan sombong please, saran dari 46,7% x-aholic. 33,3% x-aholic lainnya menyarankan untuk bagi-bagi jeniusnya. “Kalau jenius ilmunya jangan simpen sendiri dong, ntar jadi jenius pelit, hehehe,” kata Syahwan, siswa SMA Negeri 2 Kota Jambi. Sisanya, 20% x-aholic minta diajari nih guys. Nah… yang ngerasa jenius, jangan pelit bagi-bagi kejeniusannya ya.hehe.(sumber: xpresi jambi ekspres)

Berita Terkait



add images