Para petinggi IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi terkesan menutup-nutupi dan lamban menyikapi kasus dugaan pencabulan yang diduga dilakukan salah seorang oknum dosen yang juga ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mahasiswa (LP2M), berinisial FR SAg MAg, terhadap seorang mahasiswi Jrs Biologi, Fak Tarbiyah, berinisial SC. Bahkan, sejauh ini belum ada sikap tegas dari pucuk pimpinan lembaga pendidikan Islam tertinggi di Prov Jambi ini.
Padahal, kasus ini sangat menggegerkan dunia pendidikan di bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah dan di Tanah Air umumnya. Selain dinilai telah mencoreng wibawa dan nama baik kampus secara kelembagaan, kasus ini juga telah merendahkan martabat para dosen, ustad, dan perempuan secara umum.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Prabowo, saat dihubungi menyatakan hingga saat ini pihaknya belum bisa bertindak dan masih melakukan investigasi soal kebenaran kasus ini. Meskipun ada pengakuan dari korban SC, namun toh tidak ada saksi atau bukti-bukti. "Kita belum tahu pasti, benar atau tidak. Ini yang masih kita telusuri", kata Prabowo, via ponsel.
--batas--
Menurut mahasiswa Jrs PAI, Fak Tarbiyah ini, korban SC memang mengaku padanya telah dilecehkan oleh oknum dosen FR. Saat itu SC masuk ke ruang kerja FR untuk mengambil baju KKN bagi Posko-nya. Tiba-tiba FR mendekat dan menciumnya. "Yang dicium keningnya. Itu menurut SC. Tapi, benar atau tidak, kita belum tahu dan perlu investigasi lagi", sebut Prabowo.
Keterangan Prabowo ini 'melembut' dari teriakan ratusan mahasiswa yang menggelar
demonstrasi dan menutup gerbang kampus beberapa waktu lalu. Saat itu para mahasiswa menuntut FR diturunkan dari jabatannya dan minta kasus ini diusut tuntas.
Sementara itu, staf Bagian Humas pada Rektorat IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Rahman, saat ditemui di ruang kerjanya membantah kasus ini lamban disikapi. Menurutnya, pihak rektorat selama ini kesulitan, lantaran bukti-bukti yang membenarkan kasus ini tidak ada. Selain itu, rektor juga cukup sibuk dan sering dinas ke luar kota.
Namun demikian, Rahman mengingatkan publik agar tidak melihat kasus ini secara sepihak. Secara pribadi dia menyangkal oknum dosen berinisial FR berani melakukan tindakan asusila terhadap mahasiswinya sendiri. "Saya tahu persis dengan pak FR. Saya kira tidak mungkin beliau berbuat seperti itu", kata Rahman.
Lebih lanjut, Rahman mengaku tidak tahu, apakah pucuk pimpinan IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi telah mengambil putusan tegas atau belum. Sebab, dia tidak pernah dilibatkan dalam pertemuan membahas kasus ini atau sekadar menerima informasi tentang hasil pertemuan.
"Memang semestinya informasi keluar, seperti ke media, melalui Humas. Tapi, dalam kasus ini saya tidak terlibat dan tidak tahu. Hendaknya kasus ini jangan dibesar-besarkan", ujar Rahman.
Lantas, bagaimanakah penyelesaian kasus ini oleh pucuk pimpinan IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi dan siapakah sebenarnya oknum dosen berinisial FR? Kalau memang kasus ini fitnah belaka, mengapa IAIN dan FR tidak menggugat balik SC? Ikuti terus hasil penelusuran Jambiupdate.com.(*)
Redaktur : Joni Yanto.