iklan Dahlan Iskan memberikan materi seminar berasama guru di rauang pola gubernur Jambi.
Dahlan Iskan memberikan materi seminar berasama guru di rauang pola gubernur Jambi.
Secara eksplisit, Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan masa depan Jambi di tangan guru-guru.  Dia mengaku sangat gembira dengan respons guru-guru di Jambi dalam seminar pendidikan yang digelar oleh Harian Pagi Jambi Ekspres di ruang pola kantor gubernur Jambi kemarin. Para guru tersebut diajaknya berdiskusi mengenai kurikulum 2013.

Dahlan tak segan menyuruh para guru maju kedepan menanyakan  satu persatu, pendapat mereka tentang kurikulum 2013. Bahkan, Kepala SMPN 7 Kota Jambi, Budiyanto MPd meminta Menteri BUMN untuk disampaikan ke Menteri Pendidikan agar nilai UN tidak menjadi tolak ukur kelulusan.

“Karena kita ketahui terkadang ada siswa yang sangat pintar tidak lulus UN karena ada 1 nilainya kurang memenuhi nilai standar, nah ini kan sungguh memilukan,” ujar Budi.

Tanggapan ini ditanggapai sangat baik oleh Menteri BUMN. Bahkan  pada kesempatan tersebut ia berjanji akan menyampaikan langsung permintaan para guru ke Menteri Pendidikan. Pak Dahlan  mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para guru di Jambi ini, karena menurutnya para guru di Jambi ini telah memberikan pencerahan baginya.
--batas--
“Karena pada kesempatan ini saya mendapat pencerahan, dan saya sangat bergembira dan sangat bangga, karena dengan penyampaian para guru tadi, maka masa depan pendidikan kita akan semakin baik,” tuturnya

Apalagi menurutnya kurikulum 2013 memang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, dan bedanya kurikulum 2013 ini, yaitu para guru bisa menempatkan seorang siswa yang akan lulus. Dan siswa yang akan lulus ada 4 unsur yang harus dipenuhi yaitu unsur pengembangan logikanya, pengembangan etikanya, pengembangan estetikanya, dan pengembangan kimistikan.  

Pada kesempatan tersebut ia juga mengungkapkan bahwa selama ini ia tidak mengakui guru itu sebagai sebuah profesi, namun dengan mendengar penjelasan para guru di Jambi ia sadar bahwa guru itu memanglah suatu profesi. “Karena untuk membedakan pekerjaan itu profesi atau bukan itu kan memang ada ukurannya, karena tidak semua pekerjaan bisa disebut sebagai sebuah profesi, “ sebutnya

Ia ungkapkan, untuk sebuah pekerjaan itu layak disebut profesi itu ada beberapa syarat yang diantaranya  bahwa profesi itu itu merupakan pekerjaan iyang diabdikan untuk kepentingan umum, kemudian pekerjaan itu ada otonominya, karena memang para guru memiliki otoritas untuk berbuat apa kepada siswa, dan sebuah profesi juga diatur dalan kode etik, karena otoritas yang tinggi dikhawatirkan dapat membuat sebuah bencana. “Oleh karena itu maka sebuah Profesi itu diatur dalam kode etik agar dapat dijalankan sesuai dengan kode etik yang benar,” paparnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images