iklan
Bencana banjir yang melanda provinsi Jambi saat ini makin parah saja. Wilayah yang digenangipun bertambah luas. Tak hanya korban harta, masyarakatpun mulai ada yang menderita sakit. Disamping itu, infrastruktur jalanpun putus.

Hal ini seperti yang terjadi di Kabupaten Batanghari. Salah satunya di Desa Bajubang Laut, Kecamatan Muarabulian. Selain 400 warga dan puluhan rumah yang terendam, air meluap hingga jalan raya. Saat ini kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat tidak bisa lagi melintasi jalan tersebut.

Joni, warga Desa Bjubang Laut, ketika dikonfirmasi mengatakan pemerintah Batanghari seolah – olah acuh tak acuh dalam keadaan yang di alami oleh masyarakat. terbukti tidak adanya pos darurat banjir oleh badan penanggulangan bencana daerah kabupaten Batanghari. Tidak hanya itu saja bantuan mie instan atau beras tak ada satupun di terima oleh masyarakat Desa Bajubang Laut. “Hingga saat inibeum ada bantuan yang diterima warga yang sudah terkena banjir,”ujarnya.

Sementara Nelson Sinaga, Kasi Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Batanghari mengatakan, banjir yang terjadi di Kabupaten Batanghari paling parah menimpa Kecamatan Maro Sebo Ulu. Hasil laporan pihak Kecamatan MSU ke pihak BPBD Batanghari, banjir sudah menggenangi 1.452 rumah penduduk.

Rinciannya di Kelurahan Sungai Rengas 265 rumah, Desa Batu sawar 142 rumah, Desa Kampung Baru 142 rumah, Desa Kembang Sri 601 rumah dan Desa Peninjauan 302 rumah. “ Total rumah terendam di Kecamatan MSU, 1.452 rumah,” Kata Nelson Sinaga.
--batas--
Banjir terparah kedua terjadi di Kecamatan Muara Tembesi. Hasil laporan dari pihak Kecamatan ke BPBD, sedikitnya 88 rumah warga di Kecamatan Tembesi sudah digenangi air. 88 rumah itu penyebarannya di Desa Pulau sebanyak 40 rumah, Desa Rambutan Masam 18 rumah, Desa Suka Ramai lima rumah, Pasar Tembesi lima rumah, Rantau Kapas Tuo 15 rumah dan Tanjung Marwo sebanyak lima rumah. “Laporan ini baru saja disampaikan Kasi trantib Kecamatan Tembesi, total rumah terendam 88 rumah,” beber Nelson saat ditanyai di ruang kerjanya.

Kota Jambi sendiri saat ini berstatus  siaga IV untuk banjir, ketinggian air sungai Batanghari saat ini sudah mencapai 13,80 Meter (M). Hal ini disampaikan kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kota Jambi, Kaspul kepada sejumlah wartawan Minggu (19/1).

Kaspul menjelaskan, banjir yang saat ini telah terjadi di Kota Jambi seedikit 40 rumah telah digenangi air "Yang tergenng itu, ada didaerah Legok dan Sijenjang," kata Kaspul.

Ia menyebutkan, daerah tersebut merupakan daerah yang memang merupakan langganan banjir setiap tahun dan musim penghujan. seperti sudah menjadi tradisi, kalau daerah. "Legok dan Sijenjang itu daerah yang memang menjadi daerah yang sering terkena banjir," ungkap Kaspul.

Ida salah seorang warga legok yang dikonfirmasi koran ini menjelaskan, dirinya khawatir melihat hujan yang terus menerus terjadi, menurutnya, jika hujan terus terjadi, tidak tertutup kemungkinan puluhan rumah akan tergenang banjir. "Seperti tahun lalu lah, kalau hujan terus menerus, puluhan rumah bisa digenangi air," sebut Ida.

Tingginya curah hujan beberapa hari belakangan ini membuat debit air sungai Batanghari mengalami kenaikan sehingga memasuki siaga 3. ''Ketinggian air sudah mencapai. 13,80 cm, siaga 4. Sedangkan siaga 3 ketinggian air 13,95, bearti 15 cm lagi sudah memasuki siaga 3,'' tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Zakir, kemarin. Zakir menjelaskan, saat ini warga di Kelurahan Pijoan yang menjadi korban banjir tercatat 239 jiwa. ''Korban banjir terdiri dari 3 RT, yaitu RT 04, 22, dan Rt 12,'' sebut Zakir.  
--batas--
Lebih lanjut Zakir menjelaskan, sementara ini kerugian yang diakibatkan banjir tercatat Rp 200 juta. ''Banjir juga mengakibatkan aktifitas warga terganggu, sudah 2 bulan ini, jadi warga sangat membutuhkan bantuan pemerintah,'' imbuh Zakir.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muarojambi Nachrowi, ketika dikonfirmasi mengatakan jika pemkab menyiapkan 2 ton beras untuk para korban banjir. ''2 ton beras sudah kita stok, selain beras bantuan lain seperti mie instan dan sarden juga kita siapkan,'' kata Nachrowi.  

Jika beras yang di stok tidak mencukupi untuk korban banjir lanjut Nachrowi, pihaknya bisa meminta bantuan dari pemerintah provinsi. ''Pemerintah provinsi siap membantu,'' terang Nachrowi.

Data yanhg diperoleh dari BPBD Muarojambi  untuk rumah yang lantainya sedang terkena genangan air tercatat 32 unit. Halaman yang terkena genangan air 550 unit. Sawah 120 ha. Kebun 158 ha.  Kebun dan jalan yang tergenang air sepanjang 3985 meter. Tak hanya mengamcam warga banjir juga mengancam ternak warga seperti kambing dan sapi. Hingga saat ini BPBD mencatat ada 2 ekor kambing yang marim ''Ternak kambing yang mati 2 ekor,'' sebut Zakir.

Madrasah terutama yang berada di dataran rendah juga ikut terendam banjir. ''Berdasarkan catatan kami sekolah/madrasah yang terendam banjir ada 6 unit. Puskesmas 1 unit. Tempat ibadah 2 unit. Tanaman sayur mayur 6 ha. Jumlah KK yang aktivitas terganggu 1351 KK,'' terang Zakir.

Tak hanya banjir, longsorpun kini sedang menimpah Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini.   Sebanyak 5 titik jalan menuju desa Renah kayu embun (RKE) yang merupakan sentra pertanian Kota Sungaipenuh mengalami longsor. Walaupun longsor sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu, namun material longsor tidak juga dibersihkan.

Pantauan dilapangan, sepanjang jalan menuju RKE terdapat sedikitnya 5 titik yang telah longsor dan membuat kondisi badan jalan menjadi sempit. Sementara dikiri kanan badan jalan terdapat jurang dalam.

Kepala desa Renah Kayu Embun, Munir, membenarkan kondisi beberapa titik jalan menuju daerah RKE merupakan kawasan rawan longsor, dan rawan kecelakaan. “Benar, setidaknya saat ini ada 5 titik badan jalan yang tertimbun longsor tanah dan kayu, meskipun bisa dilewati, namun kondisi ini rawan kecelakaan,” ungkap Munir.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images