iklan BERKABUT: Kabut yang menyelimuti kawasan kayu aro, Senin (20/1).
BERKABUT: Kabut yang menyelimuti kawasan kayu aro, Senin (20/1).
Selama musim hujan melanda Kabupaten Kerinci, daerah Kayu Aro hampir setiap hari ditutupi kabut. Hampir dua pekan matahari tak terlihat di kawasan ujung Kerinci ini.

Suhu udara di Letter W, Kayu Aro pagi Senin (20/1) tidak seperti biasanya. Dinginnya udara Kayu Aro menusuk tulang, sehingga membuat badan menggigil.

Hal ini dikarenakan dalam beberapa pekan ini Kabupaten Kerinci, khususnya Kayu Aro selalu diguyur hujan. Malah hujan terjadi sejak pagi hingga malam hari.

Murni, salah seorang pedagang di Letter W, Kayu Aro mengatakan, karena selalu diguyur hujan Kayu Aro, khususnya Letter W ditutupi kabut. “Pagi hujan lebat, setelah itu gerimis sampai malam,” ucapnya.

Dikatakannya kondisi kabut menutup daerah Letter W ini sudah terjadi sejak Sabtu (11/1) lalu. Akibatnya jarak pandang semakin pendek. “Jarak pandang sekitar 10 meter,” sebutnya.

Dia menuturkan karena hujan terus menerus dan kabut menutupi daerah Kayu Aro membuat suhu udara menjadi semakin dingin. “Ya, cuaca semakin dingin,” tandasnya.
--batas--
Sementara itu hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh beberapa pekan terakhir menyebabkan permukaan air Danau Kerinci terus mengalami kenaikan. Akibat keaikan air danau puluhan hektar lahan sawah yang berada di sepanjang pantai Danau Kerinci direndam air.

Malah sebagian besar sawah-sawah tersebut sudah ditanami padi, sehingga kerugian petani semakin besar. Pantauan di Desa Koto Petai, Kecamatan Danau Kerinci, sawah yang tergenang tidak hanya yang berada dekat dengan pinggir danau saja, namun sawah yang berada disepanjang aliran sungai yang bermuara dengan Danau Kerinci juga ikut direndam air.

Demikian juga disekitar Desa Pendung Talang Genting, Seleman, dan Desa Sanggaran Agung, Kecamatan Danau Kerinci. Ratusan meter sawah milik petani yang berada disekitar danau direndami air.

“Air danau-nya meluap dan merendami areal persawahan warga. Kalau sudah begini, tidak ada cara lain selain menunggu air danau surut,” kata Hafazi, petani Desa Seleman.

Dikatakannya, naiknya permukaan air danau sebenarnya bukan hanya kali ini saja. Namun dalam lima tahun terakhir jumlah sawah yang tergenang terus meningkat. “Permukaan danau setiap tahunnya meluas,” jelasnya.

Seperti yang terjadi di pantai indah Desa Koto Petai, dimana setiap tahunnya areal pantai terus berkurang. Bahkan bangunan seperti gazibo dan Mushalla yang ada di pinggir pantai, saat ini sudah jauh berada ditengah danau.

Tidak hanya disitu saja, di daerah Tanjung Batu luas sawah masyarakat juga terus berkurang. Dalam beberapa tahun terakhir memang sedang terjadi abrasi di Danau Kerinci. (*)

Penulis : DIPAR KUSMI, Jambi Ekspres

Berita Terkait