iklan ADU FISIK: Warga yang melakukan aksi di kantor Walikota Sungaipenuh 
terlibat adu fisik dengan petugas yang mengamankan jalannya aksi.
ADU FISIK: Warga yang melakukan aksi di kantor Walikota Sungaipenuh terlibat adu fisik dengan petugas yang mengamankan jalannya aksi.
SUNGAIPENUH, Unjuk rasa puluhan warga Desa Dujung Sakti, Kecamatan Kotobaru Rawang di kantor Walikota Sungaipenuh sekitar pukul 11.30 Senin (20/1) berujung ricuh. Kericuhan terjadi saat pengunjuk rasa mencoba memaksa memasuki kantor Walikota.

Awalnya, ara pengunjukrasa yang kebanyakan ibu-ibu ini meminta agar Walikota segera melantik Kades Dujung Sakti terpilih, Darmizon. Menutut pendemo, Walikota sudah melanggar Perda 19 tahun 2011 dengan tidak melantik Darmizon.

Pengunjukrasa juga menuding Camat Kotobaru mendukung Kades yang kalah. “Camat tidak melantik Kades terpilih, karena salah satu kandidat Kades yang kalah adalah adik Camat,” ucapnya.

Karena lama tidak diterima perwakilan Pemkot Sungaipenuh para pendemo mencoba mendobrak pagar betis Satpol PP dan terjadilah saling dorong mendorong antara pendemo dan Satpol PP. “Kami butuh kejelasan dari bapak Walikota, kalau kami tidak ditemui Walikota, kami tidak akan pulang,” katanya.

Sementara itu Darmizon, Kades terpilih menyebutkan, pada Pilkades 13 Oktober 2013 lalu dirinya menang dari 8 calon Kades lainnya.”Saya dapat suara 190, sedangkan Asmadi, adik Camat 174,” ujarnya.
--batas--
Saat Waka Polres Kerinci Kompol Sanusi berusaha menenangkan massa dan memfasilitasi pendemo bertemu dengan Walikota tiba-tiba datang Heri Kisman, Camat Kotobaru. Melihat Camat tiba dikantor Walikota, massa langsung mengejar Camat dan ingin diserang warga. Beruntung Camat Kotobaru berhasil masuk kedalam kantor Walikota.

M Rasyid, Asisten I Bidang Pemerintahan Walikota Sungaipenuh yang menemui pendemo malah adu mulut dengan pendemo. Dengan nada suara tinggi M Rasyid malah mengajak debat para pendemo. “Desa Kotobaru itu lebih awal Pilkades, belum juga dilantik sekarang. Kan Kades Dujung Sakti habis masa jabatannya tanggal 21 Januari. Apalagi calon yang lainnya menggugat,” sebutnya. 

Mendengar jawaban M Rasyid, warga mengatakan, sebenarnya tidak ada masalah dalam Pilkades, tapi masalah malah dicari-cari. “Didalam berita acara tidak ada keberatan saksi. Malah 15 hari setelah pemilihan tidak ada gugatan,” sebut pendemo.

M Rasyid malah menyebut pihaknya sampai saat ini belum menerima berita acara Pilkades, tapi gugatan calon Kades lainnya yang sudah diterima pihaknya.”Berita acara belum sampai dengan kami,” ucapnya. Pendemo mengaku berita acara sudah disampaikan ke Camat dan Bidang Pemdes.

Setelah lama berdebat akhirnya M Rasyid meminta berita acara Pilkades kepada pendemo dan akan menyampaikan ke Walikota. “Bahan baru kita terima dan akan kita pelajari,” tandasnya.

Namun pendemo mendesak Walikota agar Kades Dujung Sakti terpilih dilantik besok hari (hari ini,red). Karena tidak mencapai kesepakatan pendemo bertahan di kantor Walikota menunggu Walikota menemui mereka. Pantauan dilapangan hingga pukul 17.00 massa masih bertahan ditempat.

Tidak sabar menunggu Walikota massa memaksa masuk ke kantor Walikota dan mendobrak pagar betis Polisi. Kericuhan pun tidak bisa dihindarkan.  Salah seorang pemuda pun mengaku dipukuli Polisi. Akibatnya orangtua pemuda yang mengaku dipukuli Polisi histeris.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images