iklan foto: je
foto: je
VIHARA dan klenteng pada perayaan Imlek akan menjadi tempat paling ramai dikunjungi oleh masyarakat Tionghoa. Pasalnya, aktifitas sembahyang saat Imlek dilakukan ditempat tersebut.
Menyambut Imlek 2565, Vihara Sakyakirti Kota Jambi mulai melakukan sejumlah persiapan, seperti pemasangan lilin dan beberapa lampion di beberapa tempat di dalam vihara.

Tidak hanya itu, beberapa hari sebelum perayaan tahun baru Imlek para pengurus dibantu dengan warga keturunan etnis Tionghoa lainnya akan bekerjasama untuk membersihkan Vihara. Vihara Sakyakirti akan menjadi pusat pelaksaan tahun baru Imlek, karena pusatnya ditengah-tengah pemukiman warga Tionghoa.

Benar saja, sebelum Imlek beberapa hari sebelum imlek Vihara ini sudah terlihat ramai dikunjungi oleh warga Tionghoa yang melakukan sembahyang atau menghormati arwah para leluhur yang dikremasi.

Antoni Chotan, Sekretaris Vihara Sakyakirti Kota Jambi didampingi pengurus Vihara Wiyanto ditemui media ini menjelaskan, warga yang datang sebelum perayaan Imlek biasanya datang untuk menghormati leluhur yang sudah meninggal. Biasanya, sembahyang tersebut dilakukan pada tanggal 29 atau hari terakhir sebelum tahun baru sampai dengan H+ 2 perayaan Imlek.
--batas--
“Pada saat hari perayaan, hampir semua warga Tionghoa sembahyang ke Klengtang atau Vihara, setelah itu anak-anak dan keluarga berkumpul dengan keluarga. Setelah itu baru pada hari kedua biasanya dirumah masing-masing menyambut tamu yang datang,” sebutnya.

Vihara Sakyakirti memiliki beberapa tempat untuk beribadah seperti Rumah Abu Samudra Bhakti. Tempat ini digunakan untuk menghormati leluhur dengan cara membakar dupa. Kegiatan ini dilakukan mulai saat ini sudah banyak yang datang. Selanjutnya Kwam Im, merupakan tempat ibadah Dewi Pengasih, Thi Kong berupa tempat sembahyang terhadap penguasa seluruh langit dan terakhir Kuil Budha.

Dimana semua tempat ibadah tersebut harus sudah dibersihkan dan dihiasi sebelum perayaan Imlek yang tinggal beberapa hari lagi.

Biasanya, lanjut Antoni pada perayaan Imlek usai prosesi kebaktian dilanjutkan dengan pertunjukan tarian barongsai di halaman Vihara. Pertunjukan ini setiap kali perayaan Imlek dilakukan guna menghibur warga dan para pengunjung, tarian ini juga sekaligus untuk tetap melestarikan kesenian dan kebudayaan Tionghoa.

Sementara itu, Wiyanto menambahkan, sejumlah penjaga Vihara akan memandikan patung-patung dan membersihkan area Vihara, ritual memandikan patung dewa dan berbenah membersihkan area vihara dilakukan bersama-sama pengurus yang lainnya.

Di Kota Jambi setidaknya ada 10 Vihara, dan 16 Kelenteng, semuanya itu saat ini mulai sibuk membersihkan masing-masing, karena hampir semua Vihara dan Klenteng tersebut merayakan Imlek. “Perayaan Imlek ini diberengi dengan perayaan Cap Go Meh sehingga perlu persiapan tempat ibadah agar terlihat lebih bersih,” sebutnya

Masing-masing warga Tionghoa biasanya akan memilih tempat yang paling ramai dikunjungi oleh masyarakat, karena ditempat itulah mereka akan dapat bertemu, melaksanakan riual sembahyang ataupun hanya sekadar mengobrol biasa.

Dan, tidak ada patokan tertentu bahwa setiap masyarakat hanya boleh mendatangi satu Vihara atau satu Klenteng saja, karena semuanya boleh dikunjungi oleh warga Tionghoa.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images