iklan DIBAKAR: Puing-puing sisa sawmil milik salah satu warga Siulak yang dibakar orang tak dikenal.
DIBAKAR: Puing-puing sisa sawmil milik salah satu warga Siulak yang dibakar orang tak dikenal.
Hari-hari dalam beberapa pekan kemarin merupakan hari-hari yang sulit bagi warga Siulak, khusunya Siulak Mukai. Beberapa kejadian beruntun terjadi dalam pekan kemarin.

Saat media ini berkunjung ke Kecamatan Siulak Mukai Jum'at (31/1), kondisi di Kecamatan Siulak dan Siulak Mukai terlihat kondusif. Masyarakat terlihat melakukan aktivitas seperti biasanya.

Namun, jika diselidiki lebih jauh ternyata kondisi yang terlihat normal itu tidak seperti yang terlihat. Sebagian warga mengaku masih was-was, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat Pilkada Kerinci.  

Amri, warga Siulak Mukai mengatakan, saat ini dirinya tidak lagi tinggal di rumahnya di Mukai Tinggi. Karena khawatir terjadi apa-apa terhadap dirinya dan keluarganya.

Dia memilih mengungsi dan tinggal dirumah keluarganya yang berada jauh dari Siulak Mukai. “Ya, saya tidak tinggal dirumah lagi, untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Sementara itu warga lain rela tinggal di ladang untuk menghindari bentrok antar sesama warga yang berbeda pilihan saat Pilkada Kerinci beberapa waktu lalu. “Sekarang banyak warga yang sudah tidur di Ladang, menghindari bentrok di Desa,” ucapnya.
--batas--
Dia mengatakan, sebenarnya masyarakat sudah lelah dengan kondisi yang terjadi di Siulak Mukai. Akibat ikut politik masyarakat telah lama meninggalkan pekerjaannya, seperti berladang.

Selain itu, akibat berpolitik keluarga menjadi lawan. “Kalau biasanya ada keluarga yang mengadakan acara seperti syukuran, kita selalu datang kerumahnya. Tapi karena beda pilihan saat Pilkada, kita tidak berani lagi kesana,” ungkapnya.

Dia berharap, situasi seperti ini segera berakhir. Masyarakat menginginkan suasana kembali seperti semula, seperti sebelum Pilkada. Dimana, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan hubungan dengan keluarga harmonis.

“Kita berharap pihak-pihak yang berkepentingan untuk tidak memancing konflik. Yang rugi kita juga, karena kita masih bersaudara, satu daerah,” tandasnya.

Untuk diketahui, pasca putusan Mahkamah Konstitusi, gesekan di Kecamatan Siulak Mukai mulai terjadi. Seperti di Desa Talang Tinggi, Siulak Mukai, gudang soumil milik Hamid Rafli dibakar orang tak dikenal sekitar pukul 02.30 Sabtu (25/1) dini hari.  
--batas--
Akibatnya gudang penyimpanan kayu milik Hamid ludes terbakar. Tak hanya itu alat soumil miliknya ikut dirusak oleh orang tak bertanggung jawab.

Pada hari Sabtu juga bentrok antar warga terjadi di Desa jalan umum Rt 01 Desa Sungai Lebuh, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci sekitar 21. 30 WIB Sabtu (25/1) kemarin. Bentrok disebabkan karena salah paham antar warga. Akibatnya beberapa orang dilarikan ke rumah sakit, karena terluka.

Tidak lama setelah kejadian di Desa Sungai Lebuh, terjadi lagi insiden di Desa Padang Jantung, Kecamatan Siulak tak jauh dari Desa Sungai Lebuh. Keributan diduga karena salah paham antara warga yang menyalakan kembang api dengan warga lainnya. Akibatnya keributan tersebut beberapa orang juga dirawat di RSU Mayjend HA Thalib, karena luka.

Beberapa hari setelah itu sekitar pukul 22.30 Selasa (28/1)sebuah rumah dilokasi perkantoran Bupati Kerinci Bukit Tengah terbakar. Tidak diketahui penyebab kebakaran, namun diduga sengaja dibakar oleh orang tak bertanggung jawab. Beberapa rentetan kejadian di Siulak dan Siulak Mukai diduga terkait Pilkada Kerinci, pasca putusan MK.

penulis : DIPAR KUSMI, Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images