iklan BENCANA: Gedung sekolah yang terbakar di Kabupaten Kerinci.
BENCANA: Gedung sekolah yang terbakar di Kabupaten Kerinci.
KERINCI, Di tengah memanasnya suhu politik di kabupaten Kerinci, api yang panaspun menghajar daerah paling barat provinsi Jambi tersebut. Dalam sehari tiga kejadian kebakaran sekaligus terjadi. Mulai dari kejadian di desa Ujung Ladang, Gunung Kerinci, Siulak hingga Kayu Aro.

Kejadian ini memakan banyak korban. Baik harta benda maupun korban materil lainnya. Informasi yang diperoleh koran ini, di Desa Ujung Ladang kebakaran terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari Senin (3/2), yang terbakar adalah sebuah pondok diladang. Sedangkan kebakaran di SD 59/III Koto Lebuh Tinggi, Kecamatan Siulak terjadi sekitar pukul 05.00 WIB dan kebakaran di pondok jaga balai TNKS R 10 Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.

Kabag Ops Polres Kerinci Kompol Asril Syam membenarkan bahwa sebuah pondok didalam Ladang di Desa Ujung Ladang terbakar.  Demikian juga dengan  kebaran  SD 59/III, Desa Koto Lebuh Tinggi.Kapolres Kerinci AKBP A Mun'im mengaku penyebab kebakaran di SD 59/III, Desa Koto Lebuh Tinggi sedang diselidiki oleh pihaknya. "Kita akan olah TKP, kita cek sumber api darimana, tim identifikasi kita sudah turun," ujarnya.

Sementara Wakapolres Kerinci Kompol M Sanusi menambahkan, kebakaran pondok jaga balai TNKS R 10 di Desa Kersik Tuo baru diketahui pihaknya dan saat ini anggota Polsek sedang berada dilokasi. "Jam berapa terbakar kita belum tahu," ujarnya.
--batas--
Namun informasi yang diperoleh dari Kepala Seksi Wilayah I TNKS Agusman, kebakaran di R 10 terjadi sekitar pukul 07.00. "Yang terbakar sekitar 10 papan dibawah jendela, belum diketahui penyebabnya," ucapnya.

Pantauan media ini di SD 59/III Desa Koto Lebuh Tinggi ruangan kelas 3 dan 4 yang terbakar hampir merata. Bagian atap ruangan kelas 3 dan 4 sudah ambruk, kaca-kaca jendela telah pecah. Hanya tinggal dinding ruangan yang terbuat dari beton yang tersisa.

Badurasid, warga yang tinggal depan SD 59/III Koto Lebuh Tinggi mengatakan, saat kebakaran tidak ada orang yang menjaga sekolah. Warga yang pertama kali tahu kebakaran adalah warga yang berada dibelakang rumahnya. "Saat itu dia sedang mengantar anak buang air kecil, dia lihat api sudah besar, terus saya keluar dan lihat api sudah besar," ucapnya.

Warga berusaha memadamkan api, tapi terkendala air dan sulitnya ke lokasi karena rumah warga dibatasi pagar sekolah. Api baru padam setelah 3 mobil pemadam kebakaran turun memadamkan api. "3 mobil pemadam kebakaran yang turun," sebutnya.

Dia menyebutkan yang pertama kali terbakar adalah lemari yang dijadikan sebagai pembatas ruangan kelas 3 dan 4. "Api dari dalam, dari lemari dekat jendela belakang. Kalau dari listrik tidak mungkin, karena kontak listrik jauh didepan dan lampu ditengah loteng," ujarnya.

Dikatakannya, sebelum kebakaran di Desa Koto Lebuh Tinggi sering terjadi keributan, seperti pelemparan rumah warga. "Kalau orang melempar rumah warga sudah sering," katanya.

Meliar, Pengawas SD 59/III membenarkan ruangan yang terbakar adalah ruangan  kelas 3, 4 dan 5. Untuk kegiatan belajar mengajar, pihaknya akan memanfaatkan ruang yang tersisa, yakni ruang kelas 1,2 dan 6. "Kita manfaatkan 1 ruang untuk dua kelas," sebutnya.

Kepala Sekolah SD 59/III Hj Salamah mengatakan, dirinya terkejut dengan kejadian terbakarnya SD 59/III. Menurutnya selama ini pihaknya tidak pernah bermasalah dengan warga. "Kami dak pernah diteror, dengan masyarakat baik-baik saja. Tidak pernah ada apa-apa selama ini," ucapnya.

Untuk kelangsungan proses belajar mengajar pihaknya akan memanfaatkan ruangan kelas yang tersisa dan perpustakaan. "Hari ini (kemarin,red) langsung kita bersihkan ruangan yang ada," tandasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images