iklan Kasat Brimob Polda Jambi Kombes Suhendri. F/M RIDWAN/JU
Kasat Brimob Polda Jambi Kombes Suhendri. F/M RIDWAN/JU

DI balikperawakannya yang tinggi besar plus kekar, ternyata tersimpan pribadi menyenangkan dan ramah pada semua kalangan. Itulah yang ditemukan pada diri Kasat Brimob Polda Jambi Kombes Pol Suhendri yang secara langsung berkunjung ke Graha Pena Jambi Ekspres Kamis pagi (30/10).

 

DONI  SAPUTRA, Jambi

 

MENJADI seorang anggota polisi adalah cita-cita Kombes Pol Suhendri sejak kecil. Meski latar belakang keluarga lelaki kelahiran Padang Panjang 17 Agustus 1997 ini semuanya bergerak di bidang swasta, namun tidak membuat niatnya kecut dan terus menelusuri pendidikan militer.

Setelah lulus SMA tahun 1990, ayah dua anak ini langsung mendaftarkan diri di Akademi Kepolisian (Akpol) dan dinyatakan lulus dalam waktu tiga tahun.

Prestasi gemilangnya bertugas diberbagai daerah konflik, memberi pengalaman tersendiri baginya. Bahkan, ia dipercaya sebagai Komandan Penurunan Bendera Merah Putih pada HUT RI ke-69 di Istana Mardeka, Jakarta, 2014.

Rasanya luar biasa, pengalaman manis yang dirasakan. Karena saat itu tepat dengan hari ulang tahun saya yang ke-43. Sweet memory dalam kehidupan saya, ujar Suhendri, kepada wartawan koran ini sembari tersenyum.

Terkait dengan keluarga, pria bertubuh tegap ini mengatakan, bertemu dengan isterinya di Surabaya pada tahun 1993, saat itu Dehti Martania nama istrinya, masih duduk di bangku Sekolah Menegah Pertama (SMP). Diceritakannya, awalnya dirinya saat itu magang ke Jatim, tetapi tidak memiliki keluarga yang tinggal disana. Dan Dia ditawari oleh sang mertua untuk tinggal di rumahnya.

Waktu itu, karena tidak ada keluarga saya nginap di sana. Isteri saya masih SMP waktu itu. Belum ada tanda-tanda, ungkapnya.

Kemudian pada tahun 1993 ia dipindahkan ke Jatim kembali, dan melihat Dehti yang kini menjadi istrinya itu sudah kuliah dan dewasa. Saat itu, tumbuh benih-benih cinta di hati masing-masing. Hanya 6 bulan, Suhendri langsung melamawar Dehti yang saat itu berusia 19 tahun.

Langsung saya lamar, kalau lambat nanti diambil orang, katanya sembari tertawa.

7 tahun menikah, ia dikaruniai dua anak perempuan yang terlahir kembar. Yakni Aimee Marjoriy dan Alvina Marjorie. Ayah dua anak ini mengatakan sangat berkesan berada di Jambi, pasalnya masyarakatnya baik, angka kriminalitasnya juga tidak begitu tinggi. Masyarakatnya yang sudah banyak mengikuti aturan hukum dan sadar dengan hukum.

Selai itu, makanannya juga saya suka, pempek dan tekwan. Tempoyak pernah nyoba, ikan patin dan ikan baung, bebernya. 

Pria yang gemar olahraga Volly Ball dan berenang ini memulai karirnya di Jawa Timur, yakni sebagai Komandan Pleton (Danton) Brigadir Mobil 1994, Danton Akpol 1996, Danton Taruna 1997, Komandan Kompi (Danki) Taruna 1997, Komandan Taruna 1997, Danki Taruna 1998, Komandan Taruna 1998 dan Danki Brimob Polwiltabes Surabaya 1999.

Mengingat usia yang masih muda, Pria yang menguasai Bahasa Inggris ini kemudian melanjutkan pendidikan militernya ke jenjang selanjutnya, yakni Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) 2001. (bersambung)

 

 

 


Berita Terkait



add images