iklan INVESTASI MENJANJIKAN: Petani gaharu Jambi saat berfoto dengan investor dari Arab Saudi. F/IST
INVESTASI MENJANJIKAN: Petani gaharu Jambi saat berfoto dengan investor dari Arab Saudi. F/IST

JAMBIUPDATE.COM, DI TENGAH keterpurukan harga karet yang cukup membuat pilu nasib petani karet di Jambi, Asgarin Jambi dengan gencar memberikan masukan kepada para petani untuk memanfaatkan lahan untuk tanaman Gaharu, tanaman perkebunan yang memiliki nilai investasi yang tinggi.

YUNITA SARI SEMBIRING

Hingga saat ini masyarakat masih sangat mengandalkan sektor perkebunan. Sawit dan karet menjadi tumpuan banyak keluarga. Padahal masih banyak potensi lain yang bisa dikembangkan, salah satunya budidaya gaharu, yang belum dibudidayakan secara khusus.

Tanaman gaharu bukanlah barang baru khususnya bagi para petani. Sudah sejak lama petani di Jambi menanam tanaman tersebut. Sejak tahun 2003 tanaman ini sudah mulai melambung namanya. Namun sayangnya pemanfaatannya masih belum maksimal.

Padahal apabila diseriusi tanaman ini bisa menjadi salah satu sumber pendapatan yang lumayan bagi keluarga khususnya petani. Untuk itu sebagai ketua asosiasi pihaknya gencar untuk mensosialisasikan mengenai pemaksimalan tantaman ini terutama kepada petani karet.

Adalah Abdul Qodir Hadi Mustafa yang merupakan pembudidaya gaharu sekaligus ketua Asosiasi Pengusaha Gaharu Indonesia (Asgarin) untuk wilayah Jambi bersama tim nya kerap menyasar petani untuk memberikan sosialisasi tentang pendayagunaan tanaman gaharu dengan maksimal. 

Masih banyak yang belum paham bahwa gaharu tak hanya sekedar di gunakan pengikat saja, namun berpotensi untuk menjadi barang ekspor yang bernilai jual tinggi, ujarnya saat dijumpai, kemarin (18/11).

Menurutnya gaharu merupakan tanaman hutan yang bisa dimanfaatkan mulai dari kulit, batang hingga daunnya. Untuk daunnya bisa dimanfatkan untuk pembuatan teh herbal yang dipercaya dapat menghilangkan penyakit diabetes, kulitnya bisa digunakan sebagai anyaman, dan yang palingmahal yakni batangnya yang memilii fungsi untuk bahan pewangi yang biasa di ekspor. Tak tanggung-tanggung, harganya bisa mencapai Rp 300 juta per kilonya.

Kayu gaharu merupakan satu-satunya kayu yang dijual kiloan  dengan harga yang sangat tinggi dan sebagian besar di ekspor ke Arab Saudi, ujarnya.

Sebagai tanaman hutan, Gaharu merupakan salah satu tanaman yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Indonesia merupakan salah satu tempat yang paling strategis untuk membudidayakan tanaman ini. Tanaman yang dapat tumbuh mulai dari 5 dpl sampai 3000 dpl ini bisa ditanam di mana saja seperti halaman rumah, pinggir jalan, kebun, pematang sawah, maupun kebun karet.

Sejak asosiasi ini dibentuk 2008 silam, Yang menjadi kendala saat ini masih tak begitu banyak petani yang paham akan harga gaharu ini. terlebih tak ada standar untuk menentukan harganya sehingga bagi petani sehingga petani belum bisa merasakan manfaatnya secara maksimal.

Harapannya akan semakin banyak petani yang mau membudidayakan tanaman ini sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupan petani dan tak hanya bergantung pada 1 komoditi saja, tandasnya.

(*)

 

 

 


Berita Terkait



add images