iklan KREATIF: Gapoktan Flori Ciptakan teh seledri, AZUL/JE
KREATIF: Gapoktan Flori Ciptakan teh seledri, AZUL/JE

BERAGAM produk unggulan dari Jambi akan  hadir di HKSN Desember mendatang. Kelompok tani Flori pun turut unjuk gigi dengan menghadirkan produk unggulan Teh Seledri, yang tak hanya nikmat namun turut menghadirkan khasiat.

YUNITA SARI. S

DALAM kegiatan Hari Kesetiawakanan Sosial Nasional (HKSN) yang akan dihadiri langsung oleh presiden RI mendatang, masing-masing kelurahan berlomba untuk menghadirkan keunggulan yang dimiliki untuk ditampilkan. Salah satu daerah yang aktif unjuk gigi untuk memperkenalkan keunggulan daerah serta keaktifan masyarakatnya mencipta produk yakni kelurahan Thehok.

Ada yang tidak biasa yang dihadirkan oleh kelompok tani ini. Kelompok ibu-ibu rumah tangga yang meyebut mereka sebagai kelompok tani kampung Fiori dalam setahun terakhir tengah aktif mencipta produk yang diolah dari bahan-bahan herbal.

Adanya kecenderungan pola hidup kembali ke alam membuat kelompok tani yang memang kesehariannya membudidayakan tanaman herbal ini mulai menghadirkan produk olahan dari bahan herbal. Salah satunya yakni Teh Herbal Daun Seledri. Seperti namanya, tentu bahan utama untuk membuat produk ini yakni daun seledri yang selama  ini hanya digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan.

Selama ini tak terlalu banyak masyarakat yang menggunakan tanaman seledri selain untuk pengharum makanan. Padahal tanaman ini termasuk salah satu tanaman herbal yang memiliki khasiat cukup banyak, ujar Deni Moroyati, selaku ketua kelompok Tani Kampung Flori.

Dikatakannya, Seledri bisa digunakan untuk mengobati hipertensi, rematik, asam urat, radang, menurunkan kolesterol dalam darah, usus buntu, tifus, keracunan, luka akibat gigitan serangga, batuk, penyubur rambut, wajah berminyak, ataupun asma. Namununtuk mengkonsumsi secara langsung tentunya banyak yang tidak menyukai karena aromanya yang langu. Sehingga Untuk mendapatkan manfaat tersebut kelompk tani ini dihadirkan dalam bentuk kemasan. 

Idenya pun hadir dari kelompok yang terdiri dari 7 orang ini masih dikerjakan dengan manual, yakni daun seledri dipotong halus dan dipisahkan antara daun dan batang.

Seledri yang telah dipisahkan kemudian dijemur selama 1 hingga 2 hari. Proses penjemuran dilakukan dengan terlebih dahulu menutup daun seledri menggunakan kain kasa. Biasanya, batang seledri agak lama pengeringannya.

Ia mengungkapkan teh seledri bermanfaat sebagai terapi relaksasi. Terutama jika diminum oleh penderita insomnia (susah tidur). Dengan menyeduh the seledri setiap malam maka akan menimbulkan ketenangan jiwa.

Teh seledri tak kalah nikmatnya dengan teh biasa dan tidak mengandung bahan pengawet sehingga aman untuk dikosumsi, paparnya.

Untuk pemasarannya sendiri, memang belum terlalu maksimal mengingat peminat untuk produk ini belum terlalu tinggi. Hanya kalangan-kalangan tertentu saja yangrajin melakukan pemesanan kepada mereka, disamping produksi kelompok tani ini masih sangat terbatas. Sehingga promosinya pun belum terlalu gencar.

Namun kedepannya pihaknya akan lebih aktif lagi memasarkan produknya.

Kalau sekarang yang pesan kebanyakan masih dari orang-orang kesehatan. Semoga waktu HKSN mendatang produk kami mendapat antusias yang tinggi dari masyarakat, tandasnya.  

(*) 


Berita Terkait



add images