iklan Mendikbud Anies Baswedan menyapa anak TKI di Tawau, Sabah Malaysia melalui skype, Sabtu (20/12). Foto: Dokumentasi Konsulat Jenderal RI Tawau
Mendikbud Anies Baswedan menyapa anak TKI di Tawau, Sabah Malaysia melalui skype, Sabtu (20/12). Foto: Dokumentasi Konsulat Jenderal RI Tawau

NUNUKAN - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan berinteraksi langsung dengan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (sekarang Buruh Migran Indonesia) di Tawau, Sabah Malaysia menggunakan aplikasi skype, Sabtu (20/12). Mendikbud berdialog langsung dengan anak-anak BMI dan guru-guru utusan Kemendikbud RI di Tawau, Malaysia.

"E-blusukan menggunakan media sosial ini dilakukan Mendikbud di sela-sela peresmian gedung SMA di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK)," ungkap Kepala Konsulat RI Tawau, Muhammad Soleh kepada Radar Nunukan (Grup JPNN.com), Minggu (21/12).

Dia menjelaskan, jarak antara Tawau-Kota Kinabalu sekitar 11 jam perjalanan darat. Demi efisiensi waktu, Mendikbud meminta agar kehadirannya di Malaysia dapat digunakan untuk berinteraksi dengan anak-anak BMI di Tawau. Meski berlangsung singkat, dikatakan Soleh, Mendikbud menyampaikan pesan kepada guru-guru yang mengajar di Community Learning Center (CLC) menjadi jembatan bagi anak-anak BMI, mengenal dan mencintai tanah air mereka meski lahir di rantauan.

Selain itu, guru-guru yang mendedikasikan diri lewat CLC maupun Humana, diminta mengajak seluruh anak didik mereka memiliki cita-cita yang tinggi dan berusaha meraihnya.

"Ini beberapa pesan yang disampaikan langsung oleh Mendikbud saat teleconference dengan kalangan guru," kata Soleh.

Layanan pendidikan anak-anak BMI melalui CLC dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Malaysia yang bekerjasama dengan Pemerintah RI, dipandang penting untuk memenuhi hak-hak anak BMI mendapatkan pendidikan yang layak di Malaysia.

Harapannya, anak-anak BMI tersebut dapat kembali ke tanah air satu hari nanti dan secara bersama-sama ikut andil dalam membangun bangsa. Dalam kesempatan itupula, lanjut Soleh, Mendikbud menyampaikan rencana pembangunan SMA terpadu di Pulau Sebatik atau Nunukan. Rencana tersebut untuk menjamin keberlanjutan pendidikan anak-anak BMI.

"SMA terpadu dan perluasan akses beasiswa bagi anak-anak BMI ini, merupakan bentuk tanggungjawab pemerintah dalam memenuhi hak-hak pendidikan setiap anak," tukasnya.

Skype-an Mendikbud dengan anak-anak BMI dan guru-guru Indonesia berlangsung di CLC Lading Sime Derby-Merotai Kecil. Teleconference dipandu langsung oleh Kepala Konsulat RI Tawau, Muhammad Soleh. 

(dra/jpnn)

 


Sumber: www.jpnn.com

Berita Terkait



add images