iklan HAFAL ALQURAN 30 JUZZ: Rizqon Fadil, DEDI/JE
HAFAL ALQURAN 30 JUZZ: Rizqon Fadil, DEDI/JE

TIDAK semua orang bisa menghapal Alquran 30 juz. Dibutuhkan kemampuan dan tentunya daya ingat yang kuat untuk itu semua.  Rizqon Fadli (19) salah satunya. Hanya dalam waktu 2,5 tahun, Rizqon mampu menghapal kitab suci umat Islam itu

DEDI AGUSPRIADI

RIZQON Fadli sebenarnya sudah menamatkan pendidikan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mubarok. Namun hingga kini ia  belum mau ke luar dari Ponpes yang membesarkannya itu. Rizqon masih ingin mengabdi di Ponpes itu.

Rizqon merupakan salah seorang santri dari 59 santri dan santriwati di Ponpes Al Mubaroq yang Haflah Khatmil Quran 30 Juz ke 7. Saat diwawacarai Jambi Ekspres, ia  mengatakan niatnya yang masih ingin mengabdi di Ponpes itu.

Saya masih ingin mengulangi hafalan dan masih mau memperdalam ilmu lagi di Ponpes Al Mubarok ini, katanya.

Menghafal Alquran merupakan salah satu cara menjaga kemurnian ajaran Islam  serta pintu gerbang manusia yang ingin sungguh-sungguh memahaminya. Begitulah penuturan Rizqon ketika ditanya tentang pencapaiannya menjadi penghafal Alquran 30 juz.

Dalam menghafal Alquran, kata Rizqon, hal utama yang mesti dilakukan adalah meniatkannya karena Allah semata. Menghafal Alquran, ujar Rizqon, ibarat melakukan bagian dari berjihad di jalan-Nya. Sebelum menghafal Alquran, kita mesti terlebih dahulu mengikuti program Tahsin (memperbaiki bacaan Alquran).

Tujuannya untuk memperbaiki pelafalan bacaan Alquran dan menguasai tajwid. Setelah itu barulah menginjak ke tahap menghafal Alquran. Subuh dan Maghrib, menurut Rizqon, merupakan waktu yang ideal untuk menghafal Alquran.

Waktu yang ideal untuk menghafal adalah Subuh dan Magrib. Empat hari saya bisa menghafal dua juz, sebut lelaki kelahiran Londerang, Kabupaten Muaro Jambi ini.

Putra pasangan Bustami dan Leni Marlina ini juga menyebutkan bahwa ia tidak menyangka bisa Haflah Khatmil Quran 30 Juz, dirinya sangat senang dan bangga atas keberhasilan itu.

Karena ketekunan,  saya bisa menghafal Alquran 30 juz selama 2,5 tahun, sebutnya.

Lelaki kelahiran 22  Februari 1995 ini menceritakan, bahwa semenjak SMP ia sudah berniat untuk menimba ilmu di Ponpes supaya bisa menambah ilmu agama. Setelah tamat dari SMP dirinya langsung mendaftar di Ponpes Al Mubarok.

Saya tamatan SMP. Saya masuk pesantren karena keinginan sendiri, tidak ada dorongan dari orang tua, ucapnya.

Namun apa yang diraihnya saat ini, lanjutnya lagi, belum cukup sampai disini. Ia akan lebih giat lagi untuk mendalami ilmu dari ponpes dan apabila ia ke luar dari ponpes bisa menjadi orang yang berguna bagi orang tuanya dan masyarakat.

Saya akan lebih meningkatkan mutu pembelajaran di pondok pesantren, jadi saat keluar dari pondok pesantren, saya bisa mengajarkan ilmu agama kepada generasi muda di kampung saya,  tandasnya.

(*)

 

 

 

 

 

 

 


Berita Terkait



add images