iklan OJEK : Kadir, penyedia jasa Ojek Perahu ketika membawa penumpang untuk mencapai jalan yang tidak terkena banjir.  ALI ALIM/JE
OJEK : Kadir, penyedia jasa Ojek Perahu ketika membawa penumpang untuk mencapai jalan yang tidak terkena banjir. ALI ALIM/JE

Setiap datangnya hujan, Sekoja selalu menjadi langganan banjir. Sebagian warga musim banjir dapat mengganggu aktivitas. Namun, ada juga yang memanfaatkan untuk mendapatkan uang tambahan, dengan cara menyediakan Ojek Perahu.

ALI AMIN

OJEK Perahu sudah bisa dijumpai di daerah-daerah yang terkena banjir seperti di Kecamatan Seberang Kota Jambi (Sekoja) dan di Kecamatan Telanaipura, Kelurahan Legok. Keberadaan Ojek Perahu sudah menjadi tradisi dua Kecamatan ini ketika datangnya banjir. Warga yang memiliki Perahu memanfaatkan kondisi banjir ini untuk mencari seseran.

Ojek Perahu ini dimanfaatkan oleh warga yang terkena banjir sebagai transportasi dari rumah untuk mencapai jalan yang tidak terkena banjir.

Kadir, salah sorang penyedia jasa Ojek Perahu, warga Kelurahan Tahtul Yaman, Sekoja, mengaku sudah lima lima tahun ia memanfaatkan banjir untuk mencari uang tambahan. Selama 5 musim banjir tersebut warga yang ingin keluar dari rumah saat musim banjir harus menggunakan Perahu untuk mencapai jalan yang tidak terkena banjir. Ojek Perahu yang disediakan oleh Kadir tentunya sangat membantu.

Ojek Perahu ini kapan saja selalu tersedia selama musim banjir, jumlahnya lebih dari satu karena ada beberapa warga juga menyediakan jasa Ojek Perahu selama musim banjir, katanya.

Dengan adanya jasa Ojek Perahu, warga yang ingin keluar rumah untuk beraktivitas tidak harus khawatir pakaian basah saat akan keluar rumah, asalkan mau menyediakan uang receh Rp 1.000 untuk satu kali menggunakan Ojek Perahu. Biaya ini terbilang cukup murah, apabila dilihat dari jarak yang ditempuh dari rumah warga untuk mencapai jalan terbilang cukup jauh. Namun keberadaan penyedia jasa Ojek Perahu juga mengusung misi sosial, yaitu untuk membantu warga yang tidak memiliki perahu agar bisa mencapai daerah yang tidak terkena banjir sehingga dapat beraktivitas seperti biasanya, bahkan ada juga yang membayar suka rela.

Dalam sehari, jumlah uang seseran yang bisa diperoleh penyedia jasa Ojek Perahu selama musim banjir memang tidak besar, sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu perharinya. Tak jarang pula anak-anak juga turut menyediakan jasa Ojek Perahu untuk sekadar mencari uang jajan tambahan. Dan apabila banjir sudah surut, warga penyedia jasa Ojek Perahu ini kembali fokus pada pekerjaan meraka semula seperti petani dan juga pengrajin pakaian batik.

Ini rezeki musiman, apabila banjir sudah surut Ojek Perahu sudah tidak dapat dijumpai lagi, katanya.

Kondisi banjir yang datang tidak lama sehingga tidak banyak warga yang memiliki Perahu sendiri. Untuk itu Kadir berharap pemerintah mau membantu pengadaan perahu untuk daerah yang terkena banjir. Perahu tersebut selalu dimanfaatkan saat musim banjir datang setiap tahunnya.

***

 


Berita Terkait



add images